Nationalgeographic.co.id—Zatrikion adalah permainan papan unik dari Yunani kuno. Papan permainan Zatrikion ditemukan di Istana Knossos di Kreta dan menunjukkan bahwa orang-orang zaman dahulu juga menikmati permainan untuk bersantai.
Para arkeolog menyebut temuan ini sebagai "Papan Permainan Knossos" yang digunakan untuk permainan yang disebut zatrikion (ζατρίκιον) oleh orang Yunani kuno.
Papan ini ditemukan antara tahun 1897 dan 1901 oleh arkeolog Inggris Sir Arthur Evans (1851-1941). Sir Evans juga mencetuskan istilah "Minoa" yang diambil dari nama raja mitologi Kreta, Minos.
Penggalian istana dari Zaman Perunggu ini dimulai pada tahun 1877 oleh seorang pengusaha dan kolektor benda kuno asal Kreta bernama Minos Kalokairinos.
Papan yang ditemukan berbentuk persegi panjang dan dihiasi dengan emas, perak, gading, kristal batu, dan pasta kaca, kemungkinan diletakkan di atas alas kayu yang telah hancur seiring waktu.
Di samping papan permainan itu, ditemukan empat buah gading berbentuk kerucut yang merupakan bagian dari permainan, sesuai dengan ukuran empat lingkaran besar di papan tersebut.
Secara khusus, papan tersebut terdiri dari lapisan gading berlapis daun emas dan dihiasi dengan roset kristal dalam pengaturan pasta kaca biru dengan lembaran perak. Papan ini diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1600 SM.
Artefak berharga ini ditemukan di area timur laut istana yang kemudian dinamai arkeolog sebagai “koridor zatrikion.”
Peradaban Minoa
Peradaban Minoa berkembang pesat pada Zaman Perunggu Tengah (sekitar 2000 – sekitar 1450 SM), mendominasi wilayah Mediterania timur. Melalui kontak dengan budaya-budaya lain di sekitar Laut Aegea, orang Minoa memberikan kontribusi besar bagi perkembangan peradaban Eropa Barat.
Orang Minoa merupakan masyarakat yang maju dan canggih. Mereka memiliki sistem tulisan sendiri, menyukai seni rupa, membuat tembikar yang elegan, membangun arsitektur yang maju (seperti terlihat pada Istana Knossos yang berbentuk labirin) dan menikmati kehidupan yang penuh dengan hiburan dan rekreasi.
Baca Juga: Phocion, Tokoh Yunani Kuno yang Terpilih 45 Kali Menjadi Jenderal
Bermain permainan papan tampaknya merupakan salah satu aktivitas rekreasi yang populer dalam peradaban tersebut.
Papan permainan tersebut terdiri dari sepuluh lingkaran: tiga lingkaran vertikal, tiga lagi melintang tegak lurus, dua lagi melintang ke bawah dari lingkaran tersebut, dan dua di atas dua lingkaran tengah pada baris horizontal.
Empat lingkaran lainnya, disusun dalam bentuk berlian, terpisah dari lingkaran-lingkaran lainnya dan terletak di atas dua lingkaran di atas baris horizontal.
Meskipun tidak ada contoh utuh lainnya dari permainan ini yang ditemukan, kemungkinan besar bahwa permainan papan zatrikion telah menyebar ke lokasi-lokasi lain di dunia kuno. Peradaban Minoa memengaruhi pulau-pulau lain di Mediterania dan daratan Yunani.
Zatrikion dan Permainan Papan Mesopotamia
Sejarawan dan arkeolog berusaha memahami cara bermain zatrikion secara tepat. Permainan ini sering dibandingkan dengan Royal Game of Ur, permainan papan tertua yang dapat dimainkan di dunia. Permainan tersebut ditemukan di Mesopotamia sekitar tahun 2.600 – 2.400 SM.
Seorang astronom Babilonia menulis aturan permainan ini dalam tulisan paku sekitar tahun 177 SM, itulah sebabnya permainan ini disebut sebagai “permainan tertua di dunia yang dapat dimainkan.”
Seorang kurator di British Museum yang berhasil menguraikan aturan Royal Game of Ur menjelaskan bahwa “dua pemain berlomba untuk membawa bidak mereka dari satu ujung papan ke ujung lainnya. Kotak-kotak di tengah juga digunakan untuk meramal nasib.”
Kesamaan antara permainan papan Yunani kuno dengan Royal Game of Ur menunjukkan bahwa kedua permainan—yang juga disebut Game of 20 Squares—sangat populer di kalangan masyarakat dari berbagai kelas sosial. Orang-orang membawa papan permainan ini ke seluruh wilayah Timur Tengah, dan jika papan tidak tersedia, mereka akan menggambar papan permainan ini di tanah liat atau batu.
Nama yang Dikenal pada Masa Bizantium
Ada interpretasi lain tentang permainan papan Yunani kuno dalam bentuk Minoa. Papan ini diyakini sebagai representasi kalender sempurna dengan periode empat tahun. Permukaan papan memiliki 72 garis melingkar, yang diyakini melambangkan 72 interval waktu masing-masing 20 menit, atau total satu hari penuh (24 jam).
Konstruksi papan yang sangat rumit menunjukkan bahwa permainan ini mungkin dirancang untuk kalangan kerajaan. Sir Evans mendukung teori ini dengan mencoba mengkaji aturan permainannya.
Dia menyimpulkan bahwa permainan ini dimainkan oleh dua pemain dengan tujuan merebut "Akropolis," tempat empat bidak paling berharga ditempatkan. Permainan ini kemungkinan menggunakan dadu serta strategi yang telah ditentukan.
Nama zatrikion kemudian populer dan diakui pada zaman Bizantium. Pada masa itu, bentuk permainan ini lebih mirip dengan catur modern.
Namun, masyarakat Bizantium saat itu telah mengenal permainan serupa dari Timur dan Barat, sehingga bentuk dan aturan permainan papan ini mengalami perubahan.
Ada teori lain yang menyatakan bahwa zatrikion Bizantium dimainkan di papan melingkar yang menyerupai miniatur teater kuno. Papan ini dibagi menjadi 64 kotak, dan setiap pemain memiliki 16 bidak. Tujuan permainan adalah mengalahkan lawan dengan mengambil semua material berharga di papan.