Mengenal Iapetus: Titan Kematian Sekaligus Kakek dari Ras Manusia

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 20 November 2024 | 19:00 WIB
Titan Iapetus (wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Iapetus, salah satu titan dalam mitologi Yunani kuno merupakan putra Uranus (langit) dan Gaia (bumi). Meski tidak terlalu tenar seperti titan lainnya, tetapi ia memainkan peran penting dalam mitos tertentu dan memiliki anak-anak dengan peran terkemuka.

Iapetus adalah salah satu dari dua belas Titan dari kedua orang tua yang merupakan tokoh mistis yang telah ada jauh sebelum Zeus dan dewa-dewa Olimpus lainnya berkuasa.

Iapetus secara umum dianggap sebagai dewa kematian. Ibunya, Gaia, dianggap sebagai nenek dari setiap makhluk hidup baik yang fana dan abadi.

Menurut mitologi Yunani, Gaia digambarkan menjadi awal dari segalanya dan bukanlah suatu kebetulan bahwa ia diberi gelar Ibu Bumi Tertinggi.

Selain kedua belas Titan, Gaia juga mempunyai anak-anak lain termasuk tiga Cyclops dan tiga Hecatoncheires. Sementara dengan saudara Uranus yang bernama Pontus, Gaia melahirkan lima dewa laut. Dengan demikian, banyak tokoh penting dalam mitologi Yunani sebenarnya saudara kandung Iapetus.

Dua Belas Titan Yunani

Dalam Theogony karya penyair Yunani Hesiod, dua belas Titan asli, yang juga disebut Uranides, terdiri dari enam putra dan enam putri Uranus dan Gaia.

Mereka disebut Titan karena ukuran tubuh mereka yang besar, kekuatan berlebih, dan diyakini jauh lebih unggul daripada anak-anak mereka nantinya.

Makhluk raksasa dengan tubuh yang besar tampaknya bukan hal yang aneh pada waktu itu karena anak-anak Gaia lainnya juga dikatakan bertubuh besar.

Akan tetapi, para Titan memiliki paras dan penampilan yang lebih cantik daripada para Cyclops (makhluk bermata satu) dan Hecatoncheires (makhluk dengan seratus tangan dan lima puluh kepala) yang digambarkan seram.

Atas perbedaan penampilan ini, Uranus pun pilih kasih terhadap anak-anaknya karena merasa malu dan  takut pada kekuatan mereka. Uranus memenjarakan anak-anaknya yang buruk rupa di Tartarus hingga Gaia kesakitan dan murka.

Baca Juga: Dewa Yunani Kuno Aether Bertakhta di Lapisan Atmosfer Tertinggi