Pengurbanan 42 Anak, Upaya Putus Asa Atasi Kekeringan di Meksiko

By Sysilia Tanhati, Selasa, 19 November 2024 | 10:00 WIB
Arkeolog menemukan sisa-sisa 42 anak yang dikurbankan untuk dewa hujan di Mexico. Pengurbanan itu menjadi upaya putus asa atasi kekeringan. (Unknown)

Menurut catatan sejarah, Mexica bahkan bertukar orang yang diperbudak dari daerah lain untuk melengkapi penawaran mereka. Tujuannya adalah untuk mengurangi penderitaan panjang masyarakat.

Pengaruh multikultural dalam “persembahan 48”

Investigasi lebih lanjut menggunakan analisis isotop pada jenazah. Penelitian itu dipimpin oleh Dr. Diana Moreiras Reynaga di University of British Columbia. Investigasi tersebuts mengungkapkan bahwa beberapa anak yang dikurbankan bukan asli Meksiko-Tenochtitlan. Sebaliknya, mereka berasal dari daerah yang jauh, termasuk Oaxaca dan dataran tinggi Chiapas dan Guatemala. Penemuan ini menggarisbawahi pengaruh luas dari Mexica. Mexica menarik orang-orang dari berbagai daerah ke dalam praktik budaya dan ritual ibu kota.

Wawasan lingkungan dan peran pengurbanan dalam masyarakat mexica

Mexica sangat menghormati air, hujan, dan kesuburan pertanian. Penghormatan itu bisa dilihat di kalender Mexica. 9 dari 18 bulan di tahun pertanian mereka termasuk upacara yang didedikasikan untuk Tlaloc dan dewa hujan lainnya. Peristiwa-peristiwa ini sering memuncak dalam pengurbanan, beberapa di antaranya melibatkan anak -anak yang. Menurut kepercayaan, pengurbanan dapat menggerakkan Tlaloque dalam membantu Tlaloc untuk membawa hujan.

Namun, tekanan lingkungan dari kekeringan yang berkepanjangan pada akhirnya melampaui mekanisme bertahan masyarakat. Bencana akhirnya mengakibatkan ketegangan sosial dan politik. Lujan berpendapat bahwa Mexica dihadapkan pada kekeringan yang abadi dan semakin berkurangnya pasokan makanan. Karena itu, otoritas Mexica menggunakan tindakan radikal. “Seperti pengurbanan massal dan membuka lumbung untuk mencegah keruntuhan sosial,” ungkap Manners.

Signifikansi budaya dan penelitian berkelanjutan

Penawaran penemuan menyoroti tanggapan kompleks Mexica terhadap tekanan lingkungan dan sosial. Juga kesediaan mereka untuk membuat pengurbanan ekstrem demi kelangsungan hidup komunal.

Para peneliti masa kini terus mempelajari sisa-sisa pengurbanan ini. Mereka berharap bisa mendapatkan wawasan tentang tantangan sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh Mesoamerika pra-Hispanik.

Temuan arkeologis tersebut tragis. Tapi bisa menambah pemahaman tentang kehidupan spiritual Mexica. Dan juga menyoroti bagaimana masyarakat kuno menanggapi krisis dengan ketahanan dan ritual. Dengan mendedikasikan anak-anak ini ke Tlaloc, Mexica menunjukkan signifikansi agama dan budaya yang kuat. Agama dan budaya digunakan untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat melalui segala cara yang diperlukan.