Aliran Listrik dari Panas Bumi Menghidupkan Kampung Adat Cako hingga Mano

By Utomo Priyambodo, Rabu, 27 November 2024 | 16:00 WIB
Dahulu, sebelum listrik PLN masuk ke kampung adat Mano, warga menggunakan genset berbahan bakar bensin untuk menyalakan lampu. Kini, pasokan listrik dari energi panas bumi Ulumbu, mampu menyalakan lampu dan pelantang suara yang mengiringi perayaan Congko Lokap. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Rumah keluarga Hendrikus hangus. Mereka harus mengungsi ke rumah kerabat selagi sang ayah membangun kembali rumah untuk mereka. “Jadi semenjak itu kami hidup dari nol lagi, mulai bangun pondok lagi.”

Anak-anak Hendrikus juga sempat merasakan gulita karena belum adanya listrik di rumahnya. “Kami sangat sedih kalau melihat anak lagi belajar. Di posisi depan dia itu kan harus ada lampu pelita. Setiap kali di depan, asap lampu ini kan pasti masuk ke hidung. Jadi hitam semua sekitar lubang hidungnya,” kata Hendrikus.

Kini, Hendrikus senang karena listrik telah tersedia rumahnya selama 24 jam. Ia bisa menyalakan lampu kapan saja tanpa harus membakar minyak. “Jadi kemarin kami akhirnya baru merasakan merdeka kami punya kampung,” ucapnya.

Gendang Mano di Desa Mocok, kampung adat tetangga yang lokasinya lebih tinggi dari Gendang Cako, juga baru menerima aliran listrik stabil pada 20 September lalu. Petrus Warut, salah satu tetua di Gendang Mano, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran listrik ini.

“Lampu langsung terang, tidak usah capek-capek putar [rotor generator dengan menarik tali starter],” kata Petrus di sela-sela acara perayaan adat Congko Lokap di kampung tersebut.  “Karena kami orang tua, tidak bisa putar. Capek.”

Lokasi kampung yang terpencil di atas gunung dan buruknya infrastruktur jalan menuju kampung, membuat pemerintah Indonesia kesulitan membangun tiang-tiang listrik dan menyambungkan kabel listrik ke sana. Kurangnya pasokan energi listrik di Pulau Flores, NTT, juga menjadi salah satu faktor kelangkaan listrik di sana.

Beruntung, Pulau Flores diberkahi Tuhan dengan potensi energi panas bumi yang melimpah. Sejak 2012, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu yang dikelola PLN telah beroperasi di Kabupaten Manggarai. Energi listrik dari PLTP Ulumbu itulah—tersambung ke dalam sistem Manggarai—yang kemudian memasok listrik ke kampung adat Cako hingga Mano.

Sebelum PLTP Ulumbu beroperasi, sistem kelistrikan di Kabupaten Manggarai masih disuplai oleh pembangkit listrik tenaga diesel. Seiring beroperasinya PLTP Ulumbu, maka bauran energi baru terbarukan di Manggarai meningkat cukup signifikan, yakni mencapai 50%.