Nationalgeographic.co.id—Menjelang Natal, anak-anak biasanya memiliki kalender Adven yang berisi bingkisan kecil yang bisa dibuka setiap hari.
Kalender yang digunakan untuk menghitung hari-hari menjelang Natal ini umumnya dimulai pada tanggal 1 Desember dan berakhir pada tanggal 24 atau 25 Desember.
Banyak kalender Adven kontemporer ditandai dengan kompartemen, penutup, atau pintu yang dapat dibuka untuk mengungkapkan kejutan. Kejutan itu berupa hadiah kecil, permen, mainan, gambar, atau pesan.
Apa itu Adven?
Adven berasal dari adventus, kata Latin untuk kedatangan. Seiring dengan semakin kuatnya gereja Kristen pada abad ke-5 Masehi, tradisi sekitar tanggal 25 Desember pun semakin kuat.
Para sejarawan melacak perayaan Adven resmi pertama di Italia utara, tempat para jemaat gereja melakukan persiapan Natal selama seminggu. Persiapan itu melibatkan puasa, doa, dan refleksi tentang nilai-nilai Kristen.
Akhirnya, persiapan itu dikenal sebagai Adven. Pada abad ke-6, umat Kristen di Prancis merayakan "St. Martin’s Lent" selama 5 minggu. Perayaan ini mencakup puasa dan pantang berhubungan seksual menjelang Natal.
Adven kini dianggap sebagai musim pertama tahun liturgi, siklus tahunan gereja berupa hari raya dan bacaan Kitab Suci. Sama seperti para leluhur mereka, umat Kristen modern melihatnya sebagai waktu persiapan untuk menghormati Kristus.
Dirayakan pada empat hari Minggu berturut-turut, "Dimulai pada hari Minggu yang paling dekat dengan tanggal 30 November. Dan berakhir pada tanggal 24 Desember, Malam Natal," tulis Erin Blakemore di laman National Geographic.
Setiap hari Minggu memiliki makna tradisional dan doa serta bacaan yang melambangkan, secara berurutan, kebajikan Kristen berupa kasih, sukacita, harapan, dan kedamaian.
Masa Adven ini melambangkan periode yang memiliki banyak sisi untuk mempersiapkan kelahiran Kristus. Serta merayakan iman dan pertobatan, dan mengantisipasi kebangkitan putra Allah pada akhirnya.
Baca Juga: Identik dengan Natal, Ini Asal-Usul Sinterklas dalam Sejarah Dunia