Century Egg, Telur Khas Tiongkok yang Memiliki Aroma Bak Urine Kuda

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 21 Desember 2024 | 12:00 WIB
Ratusan tahun yang lalu, century egg muncul di pedesaan Tiongkok. Telur ini menjadi makanan yang memuaskan dan membuat nyaman. Namun bagi sebagian orang, aromanya bak urine kuda. (Kent Wang)

Nationalgeographic.co.idRatusan tahun yang lalu, century egg muncul di pedesaan Tiongkok. Menurut cerita, seorang petani menemukan telur bebek yang diawetkan secara alami di genangan air berlumpur dan kapur mati (sejenis kalsium hidroksida).

Setelah mencicipinya, ia mulai menirunya secara manual. Kelezatannya bertahan selama berabad-abad sebagai makanan yang membuat orang nyaman dan puas di Hong Kong, Tiongkok, dan Asia Tenggara. Di Indonesia, telur ini disebut sebagai telur pitan.

Bagi yang baru mencicipinya, century egg ini disebut-sebut memiliki aroma bak urine kuda. Apakah benar? Sejak kapan century egg mulai dinikmati di Tiongkok? Dan bagaimana cara pembuatannya?

Rincian tentang century egg tidak terdokumentasikan. “Namun para ilmuwan memperkirakan bahwa telur itu berasal dari lebih dari 500 tahun yang lalu pada Dinasti Ming,” tulis Kate Springer di laman BBC. Seiring dengan kemajuan zaman, beberapa teknik digunakan untuk memproduksi telur ini dalam skala besar. Meski begitu, proses pengawetan telur relatif tidak berubah.

Pembuatan century egg

Untuk membuat telur ini, tong biasanya diisi dengan campuran teh hitam kental, kapur, garam, dan abu. Campuran itu dibiarkan dingin semalaman. Keesokan harinya, telur bebek, puyuh, atau ayam ditambahkan ke dalam campuran. Telur direndam selama 7 minggu hingga 5 bulan dan bukan selama seabad seperti yang tersirat dari namanya.

Century egg juga dikenal dengan banyak nama lain, seperti telur seratus tahun, telur seribu tahun, atau telur milenium. Namun, apa pun namanya, telur ini memiliki cita rasa yang sedikit berbeda. Bagi wisatawan yang baru pertama kali mencoba, rasa dan tampilan telur ini mungkin sedikit aneh.

Tantangan pertama adalah melihat lebih dari sekadar tampilan telur. Alih-alih berwarna putih dengan kuning telur, makanan lezat seperti jeli ini memiliki warna cokelat tua dan hijau rawa. “Penampilannya kurang menggugah selera,” tambah Springer.

Ada juga bau seperti amonia yang menyengat. Aroma ini membuat century egg mendapat julukan lain: telur urine kuda.

Diperkenalkan kepada anak-anak di Tiongkok sejak dini

Di samping penampilannya, banyak anak-anak tumbuh besar dengan menyantap hidangan ini dan belajar menyukai rasanya.

Baca Juga: Lewat Telur Purba, Peneliti Ungkap Besarnya Peran Ayam dalam Peradaban

“Saya ingat ayah saya menunjukkan century egg dan reaksi pertama saya adalah baunya tidak sedap,” kata CL Chan, seorang warga Hong Kong, kepada Springer.

“Perlahan-lahan, saya mengatasi rasa tidak suka itu dan mulai menganggapnya sebagai sesuatu yang menyenangkan. Setiap kali saya sakit gigi, ibu akan merebus bubur dengan century egg, ketumbar, dan daging babi tanpa lemak. Memakan bubur dengan century egg terasa sangat menenangkan.”

Century egg dibawa ke Hong Kong saat Perang Saudara Tiongkok

Century egg dibuat oleh petani dan penduduk desa selama ratusan tahun. Kemudian telur ini mulai muncul dalam menu-menu di Hong Kong ketika beberapa koki Tiongkok melarikan diri ke kota. Hal ini terjadi pada tahun 1940-an selama Perang Saudara Tiongkok. Para koki juga membawa serta hidangan khas lainnya.

Pada masa inilah salah satu restoran paling terkenal di Hong Kong muncul. Terkenal dengan bebek panggangnya, Restoran Yung Kee juga menyajikan century egg. Telur itu biasanya disajikan sebagai hidangan pembuka di atas lapisan tebal jahe merah muda cerah.

“Kadang-kadang ada turis asing melihat century egg dan merasa sedikit takut. Pasalnya, telur itu terlihat gelap, jelek, dan lengket serta berwarna hijau,” kata Carrel Kam, direktur Restoran Yung Kee dan cucu pendiri Kam Shui Fai. “Namun, itu psikologis - seperti halnya blue cheese. Baunya tidak enak, tetapi rasanya enak.”

Century egg yang ideal memiliki kuning telur yang cukup besar, masih berwarna kuning kehijauan dan sedikit encer. Telur itu dikelilingi cincin konsentris berwarna cokelat, hijau, dan biru tua. Warna-warna tersebut menunjukkan berbagai tahap transformasi. Semakin besar dan encer kuning telurnya, semakin baik.

“Kami menggunakan proses tradisional yang lebih lambat. Alih-alih mencoba meningkatkan kecepatan produksi dengan menambahkan bahan kimia,” kata Kam. “Membuat century egg yang sempurna adalah masalah waktu, itu adalah proses alami.”

Karena baunya yang tidak sedap, rasanya benar-benar tidak terduga. Telurnya ternyata lembut dan lezat. Saat dimakan dengan irisan jahe merah muda, rasa manis dan pedasnya menambah elemen lain pada hidangan yang menyegarkan lidah di sela-sela gigitan.

Century egg bisa disajikan untuk sarapan hingga makan malam

Century egg dimakan sepanjang hari, dengan sarapan, untuk makan malam atau sebagai camilan atau hidangan pembuka. Para pecinta anggur bersikeras bahwa telur ini sangat cocok dipadukan dengan anggur Bordeaux atau sampanye bersoda.

Baca Juga: Telur Berwarna Cokelat Lebih Bernutrisi Dibanding Telur Berwarna Putih?

Telur ini juga dipanggang menjadi kue kering. Dibuka pada tahun 1920 sebagai restoran dim sum, Hang Hueng mengumpulkan penggemar untuk versi century egg. Century egg dari restoran ini dibungkus dengan kulit berwarna cokelat keemasan.

Kue disajikan dengan kulit kue yang renyah dan bermentega dengan telur yang lembut dan beraroma di dalamnya. Bagian terpenting dari proses ini adalah memilih telur yang tepat, telur yang tidak terlalu keras atau terlalu lunak.

Meskipun century egg menarik perhatian generasi tua dan turis yang penasaran, telur ini tidak lagi disukai oleh generasi muda. Sebagian generasi muda bosan dengan makanan olahan dan fermentasi khas Tiongkok.

“Zaman telah berubah dan generasi muda semakin tidak tertarik pada makanan tradisional ini,” kata Kazu Leung, manajer eksekutif toko kue Hang Heung. “Dari pengalaman kami, kami telah belajar bahwa kue tradisional Tiongkok ini memiliki tempat khusus bagi generasi pasca-70-an dan pasca-80-an. Mereka memiliki lebih sedikit pilihan camilan saat tumbuh dewasa.”

Para ilmuwan memperkirakan bahwa century egg berasal dari lebih dari 500 tahun yang lalu pada Dinasti Ming. (Laughlin Elkind)

Masa depan makanan lezat ini agak tidak pasti. Tapi kemungkinan besar makanan ini akan tetap ada selama beberapa abad mendatang.

Makanan ringan sederhana ini ada di mana-mana, mulai dari restoran dim sum hingga toko kue. Para koki di seluruh Hong Kong masih melestarikan warisan kuliner yang penuh kenangan ini. Seperti yang dikatakan Leung: “Kami tidak ingin mengecewakan orang-orang yang datang kepada kami untuk merasakan masa kecil mereka.”