Benarkah Darwin Keliru dalam Menjelaskan Evolusi Leher Panjang Jerapah?

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 21 Desember 2024 | 18:00 WIB
Mengapa jerapah memiliki leher panjang? Untuk meraih daun, menangkis musuh, atau melihat predator? (Thomas Fuhrmann/CC BY-SA 4.0)

Jerapah jantan terlibat dalam pertarungan 'perkelahian leher' untuk mendapatkan akses ke betina. Mereka mengayunkan leher satu sama lain dengan keras dan menggunakan kepala yang berat sebagai tongkat pemukul.

Tengkorak jerapah jantan sangat tebal, dan bila digunakan sebagai senjata dapat mematahkan tulang belakang. Republik Niger hanya memiliki populasi jerapah yang sedikit, tetapi pada tahun 2009 tercatat dua kematian setelah pertarungan leher.

Dalam konteks ini, jelas merupakan keuntungan bagi jerapah jantan untuk memiliki leher yang lebih tebal daripada saingannya. Dan leher yang lebih panjang memberikan fleksibilitas dan torsi yang lebih besar. Karena itu, leher menjadi senjata yang lebih efektif.

Jerapah jantan yang paling berhasil bereproduksi juga memiliki leher terpanjang. Pada akhirnya, evolusi leher jerapah berubah, secara harfiah, menjadi lebih panjang.

Jika jerapah betina tidak bertarung, mengapa lehernya juga panjang?

Jika demikian halnya, mengapa leher jerapah betina juga panjang? Satu-satunya penjelasan yang ditawarkan sejauh ini adalah bahwa itu mungkin merupakan kasus 'korelasi genetik antara jenis kelamin'. Hipotesis ini kerap digunakan ketika tidak ada penjelasan lain yang tampaknya cocok.

Meskipun meyakinkan, ide ini tidak menjelaskan banyak hal dengan baik. Jika seleksi seksual adalah penyebabnya, jantan seharusnya memiliki leher yang jauh lebih panjang daripada betina.

Namun sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa leher jantan hanya sedikit lebih panjang daripada betina. “Perbedaannya terlalu kecil untuk dijelaskan oleh seleksi seksual saja,” ujar Grasset.

Untuk lebih membingungkan, sebuah penelitian dilakukan pada tahun 2007. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa jerapah memang menggunakan lehernya untuk merumput di cabang-cabang paling atas.

Para peneliti memagari beberapa pohon dengan jaring kawat. Jadi, herbivora yang lebih kecil tidak dapat mencapai cabang-cabang yang lebih rendah. Namun jerapah masih dapat merumput dengan menjangkau bagian atas jaring.

Peneliti membandingkan antara pohon-pohon yang dipagari dengan pohon-pohon yang tidak dipagari. Mereka menemukan bahwa jerapah memang memakan cabang-cabang yang lebih tinggi.

Di saat yang sama, spesies lain bersaing untuk mendapatkan daun-daun yang lebih rendah. Jadi mungkin Darwin benar: jerapah menggunakan lehernya yang panjang untuk menghindari persaingan.