Seruan Sunyi Hutan: Dampak Deforestasi terhadap Masyarakat Adat

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 11 Januari 2025 | 16:00 WIB
Masyarakat adat, pengelola keanekaragaman hayati dan budaya yang beragam, menanggung beban deforestasi yang merajalela di tengah krisis iklim. (Matt Zimmerman/CC BY 2.0)

Dampak deforestasi: hilangnya tanah adat

Kelompok adat hidup dan merawat tanah leluhur mereka selama beberapa generasi. “Mereka bergantung pada hutan sebagai sumber makanan dan cara mencari nafkah,” tambah Kanungo. Deforestasi menyebabkan hilangnya tanah adat, yang mengganggu keseimbangan yang rapuh.

Masyarakat adat secara fisik menempati 404 juta hektar di Amerika Latin. Dari 404 juta hektar, 237 juta—hampir 60—berada di Cekungan Amazon. Namun, aktivitas deforestasi seperti pertanian, penebangan, dan pertambangan mengambil alih tanah ini. Deforestasi pun merampas tempat tinggal dan cara hidup tradisional masyarakat adat.

Ancaman deforestasi terhadap identitas budaya

Bagi masyarakat adat, hutan merupakan bagian yang sangat penting dari budaya mereka. Hutan lebih dari sekadar tempat tinggal bagi mereka. Hutan juga merupakan tempat berlangsungnya aktivitas spiritual, praktik tradisional, dan penyampaian informasi.

Deforestasi memengaruhi identitas budaya ini, menghancurkan inti masyarakat adat. Ketika hutan ditebang, tempat-tempat suci, ritual, dan hubungan dekat dengan alam pun hancur. Kehilangan ini akan merusak integritas tradisional dan kelangsungan hidup masyarakat adat untuk waktu yang lama.

Deforestasi menyebabkan hilangnya sumber daya dan mata pencaharian masyarakat adat

Hutan merupakan sumber makanan dan pendapatan utama bagi suku-suku asli. Mereka dapat menemukan berbagai sumber daya organik di hutan. Misalnya buah-buahan, kacang-kacangan, tanaman obat, dan tempat berburu. Sumber daya tersebut secara langsung terancam oleh penggundulan hutan. Pada akhirnya, akan menyebabkan hilangnya sumber makanan tradisional dan terganggunya ekonomi mereka yang mandiri.

Hutan Amazon ditebangi dengan kecepatan 22 kilometer persegi per hari. Lebih dari 250 juta orang tinggal di wilayah hutan dan sabana. Mereka bergantung pada wilayah tersebut untuk mendapatkan penghasilan dan penghidupan.

Banyak dari mereka termasuk di antara masyarakat miskin pedesaan di dunia. Banyak kelompok masyarakat adat dipaksa jatuh miskin dan bergantung karena hilangnya sumber penghidupan mereka. Pada akhirnya, kondisi ini meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi.

Deforestasi dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat adat

Penggundulan hutan memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat adat selain dampaknya terhadap lanskap fisik. Hutan berfungsi sebagai penghalang alami yang menjaga masyarakat ini bebas dari penyakit. Caranya adalah dengan mengendalikan iklim mikro dan menyediakan tanaman obat untuk sistem perawatan kesehatan konvensional.