Nationalgeographic.co.id—Suku Calusa adalah penduduk asli Amerika kuno yang menempati wilayah Florida modern pada masa pra-Columbus. Di masa itu, suku Calusa melakukan praktik yang sangat tidak biasa. Tampaknya mereka memanen ikan dalam jumlah besar yang tidak dapat dimakan. Pasalnya, ikan tersebut menghasilkan senyawa beracun yang mematikan bagi manusia. Jadi, pertanyaannya adalah, apa sebenarnya yang mereka lakukan dengan ikan beracun ini?
Penggalian baru-baru ini di situs arkeologi Mound Key di Florida barat daya menemukan endapan tulang ikan burrfish. Spesies yang bertahan hingga hari ini tetapi tidak pernah digunakan sebagai sumber makanan. Ikan burrfish menghasilkan racun yang dikenal sebagai tetrodoxin. Racun itu dapat membunuh seseorang dalam 1 satu jam setelah dikonsumsi. Selain itu, tetrodoxin juga dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, kelumpuhan, dan kegagalan pernapasan.
“Spesies ikan burrfish diidentifikasi dalam endapan arkeologi di seluruh Amerika dan Karibia,” tulis Nathan Falde di laman Ancient Pages. Tetapi hanya di Mound Key sisa-sisa ikan ini ditemukan dalam jumlah besar. Penemuan ini memperjelas bahwa ikan burrfish diinginkan oleh Calusa, namun alasannya masih belum jelas.
Sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Anthropological Archaeology mengungkapkan salah satu kemungkinan. Sang peneliti mengusulkan bahwa orang-orang pekerja keras ini menemukan cara untuk memanfaatkan ikan-ikan ini untuk tujuan non-pangan.
Antropolog Universitas Negeri Pennsylvania Isabelle Holland-Lulewicz mengakui bahwa dia tidak tahu apa tujuan-tujuan tersebut. Namun, hal itu tidak diragukan lagi didasarkan pada praktik budaya masyarakat yang bergantung pada sumber daya perairan untuk kelangsungan hidupnya.
Suku Calusa, suku pekerja keras
Masyarakat Calusa tinggal di Florida barat daya pada masa pra-Columbus. Mereka muncul sebagai kelompok yang berbeda sekitar tahun 500 M. Memilih jalur non-pertanian yang sangat tidak biasa pada saat itu, suku ini membangun budaya dan ekonomi yang berkembang pesat. Budaya dan ekonomi diatur berdasarkan eksploitasi sumber daya laut yang dipanen dari laut. Juga dari sistem muara Pelabuhan Charlotte di Florida.
Mencapai puncaknya antara abad kesembilan dan ke-15 Masehi, suku Calusa membangun serangkaian permukiman. Permukiman tersebut menyediakan rumah bagi sebanyak 5.000 hingga 10.000 orang. Akhirnya, permukiman itu menjadi kelompok pribumi terpadat di Florida pra-Columbus.
Suku Calusa membangun jaringan kanal yang luas yang menghubungkan berbagai permukiman mereka di area sekitar sistem muara Charlotte Harbor.
Seperti banyak penduduk asli kuno di Amerika, suku Calusa akhirnya tidak bertahan hidup setelah bertemu dengan orang Spanyol. Pada abad ke-18, penyakit dan asimilasi pada dasarnya telah menghapus budaya mereka.
Namun hingga kontak mereka yang membawa bencana dengan orang Eropa, mereka merupakan kekuatan yang dominan di wilayahnya. Pendekatan mereka yang kreatif dan gigih dalam menggunakan sumber daya laut di sekitarnya memungkinkan suku ini untuk berkembang.
Baca Juga: Ganggang Beracun yang Menciptakan Ketidakstabilan Peradaban Maya
Pulau Mound Key merupakan keajaiban teknik sejati dan bukti kecerdikan suku Calusa. Pulau seluas 126 hektar ini sepenuhnya buatan manusia. Masyarakat Calusa membangun pulau itu melalui endapan sistematis kerang, tulang ikan, batu, dan bahan daur ulang lainnya selama berabad-abad.
Setelah suku Calusa membangun pulau itu hingga menjulang jauh di atas permukaan laut, mereka membangun permukiman di sana. Mereka mengubahnya menjadi ibu kota politik dan pusat upacara mereka. Di Pulau Mound Key pula mereka tampaknya menyempurnakan seni pemanenan ikan burrfish dalam skala besar. Hal ini terungkap dari penemuan-penemuan terkini di sana.
Suku Calusa dikenal karena pemanenan dan konsumsi massal berbagai spesies ikan dan kerang. Para arkeolog mulai menemukan koleksi besar sisa-sisa ikan burrfish yang terkubur. Penemuan ini pun dianggap sebagai kejutan besar, karena makhluk beracun ini tidak dapat dimakan.
Memecahkan misteri ikan burrfish Calusa
Di Pulau Mound Key, suku Calusa membangun permukiman kompleks yang diselingi kanal, jalan lintas, gundukan kuburan, dan gundukan sampah. Mereka membangun waduk kecil yang diblokir yang dikenal sebagai watercourts. Waduk ini membantu mereka mengarahkan dan mengendalikan pergerakan ikan dan makhluk laut lainnya.
Dulu dan sekarang, ikan burrfish biasa ditemukan di perairan payau Teluk Meksiko. Dan suku Calusa tidak akan kesulitan untuk mengumpulkannya.
Namun tidak seperti kapten kapal penangkap ikan modern, Calusa tidak membuang ikan beracun ini kembali ke laut. Mereka mengumpulkan ikan burrfish sebanyak mungkin, menggunakannya untuk suatu hal
Namun, apa itu sesuatu? Rupanya, pertanyaan ini sulit untuk dijawab oleh para peneliti.
“Catatan etnografi global memuat referensi tentang penggunaan ikan burrfish yang mencolok. Misalnya helm perang Melanesia. Tapi penggunaan yang sangat terlihat seperti itu kemungkinan besar telah dimasukkan dalam deskripsi Spanyol tentang Calusa,” Isabelle Holland-Lulewicz mencatat dalam penelitiannya.
Lulewicz menulis bahwa peneliti lain menyarankan penggunaan duri untuk praktik pertumpahan darah. Selain itu, duri tersebut juga dapat digunakan dalam peralatan tato, mata panah atau tombak, atau untuk sejumlah penggunaan lainnya.
Suku Calusa dapat memanfaatkan khasiat tetrodotoxin dalam konteks pengobatan, ritual, atau bahkan militer. Tapi sekali lagi, bukti penggunaan tersebut belum teridentifikasi.
Lulewicz mengusulkan bahwa suku Calusa menggunakan ikan ini untuk produksi massal beberapa jenis produk non-pangan. Produk tersebut mungkin terbuat dari beberapa kombinasi duri luar, kulit, tulang, dan isi perut ikan yang tajam. Produk ini dapat digunakan untuk konstruksi, atau keperluan seremonial, atau untuk membuat beberapa jenis barang koleksi.
Sampai saat ini, alasan sebenarnya mengapa suku Calusa menginginkan ikan burrfish masih menjadi misteri. Namun, misteri ini akan terpecahkan, setelah para ahli memiliki lebih banyak waktu untuk memeriksa konteks tempat sisa-sisa ikan ini ditemukan. Para ahli mungkin bisa menentukan bagaimana bagian-bagian tubuh ikan diintegrasikan ke dalam praktik ekonomi dan budaya suku Calusa.