Secercah Keanekaragaman di Perkebunan Sawit Lewat 'Pulau Pohon'

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 15 Januari 2025 | 08:00 WIB
Setiap jamnya ada lahan hutan seluas 300 lapangan sepak bola yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan perkebunan dengan menyisakan petak untuk keragaman pohon atau pulau pohon diperlukan untuk upaya pelestarian. (Kelly/Pexels)

Pengelolaan perkebunan sawit demi kembalinya keanekaragaman hayati

Temuan Paterno dan tim menambah wawasan tentang pengelolaan perkebunan sawit. Pengelolaan standar biasanya mengandalkan pengembangan keanekaragaman vegetasi dengan semak belukar ditambah herbisida dan pupuk. Spesies asli endemik Indonesia barat tumbuh lebih cepat dan segera menguasai pulau-pulau pohon berkat keragaman vegetasi yang ditanam.

"Studi kami menunjukkan potensi pulau-pulau pohon untuk mengubah lahan pertanian yang miskin keanekaragaman hayati menjadi ekosistem yang penuh dengan keanekaragaman hayati dan tanaman asli," terang peneliti senior Holger Kreft.

Dalam waktu enam tahun, banyak pohon, baik yang ditanam maupun spesies asli yang tumbuh, telah mulai berbuah. Ketinggian pohon juga beragam dengan beberapa di antaranya telah mencapai lebih dari 15 meter.

Pulau pohon (kiri) dengan kebun sawit (kanan). Di dalam pulau pohon, aneka vegetasi tumbuh lebih cepat sehingga memungkinkan pemulihan spesies-spesies endemik lestari. Pengelolaan seperti ini membuka peluang perkebunan sawit yang lebih ramah lingkungan. (Gustavo Paterno/Goettingen University)

Ada pun spesies asing juga tumbuh di dalam pulau pohon. Hanya saja, pertumbuhannya hanya mewakili sebagian kecil dari keseluruhan regenerasi alami di dalam kawasan yang direstorasi.

Pendekatan dengan membangun pulau pohon masih jauh dari upaya meningkatkan keanekaragaman hayati seperti hutan. Perlu jangka waktu lebih lama lagi untuk mengembalikannya secara keseluruhan.

Tingkat deforestasi di Sumatra terbilang sangat tinggi. Di Riau saja tingkat deforestasinya mencapai 3,9 juta hektare sejak 2001 hingga 2020, berdasarkan data Global Forest Watch. Provinsi ini juga menjadi salah satu penghasil sawit.

Upaya pengelolaan sawit berkelanjutan tidak terlepas akan peranan hutan. Pulau pohon juga masih memerlukan peranan ekosistem dari hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Pada bagian kesimpulan, para peneliti mendesak perlindungan petak hutan yang tersisa dengan nilai konservasi yang tak tergantikan.