Bentrokan Dua 'Raksasa', Nasib Yunani Kuno di Era Pendudukan Romawi

By Sysilia Tanhati, Kamis, 16 Januari 2025 | 14:00 WIB
Ketika Republik Romawi bangkit, Yunani kuno ditaklukan oleh Romawi. Bagaimana nasibnya di era pendudukan Romawi? (Philipp Foltz (1852)/ Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Yunani kuno dianggap sebagai salah satu peradaban kuno terbesar dalam sejarah dunia. Yunani kuno dianggap sebagai tempat lahirnya filsafat, demokrasi, seni pahat, pengobatan, matematika, dan banyak konsep revolusioner lainnya. Karena itu, Yunani kuno benar-benar merupakan kekuatan global utama di masa kejayaannya.

Namun, seperti kata pepatah, selalu ada “ikan yang lebih besar”. Bahkan kekaisaran dan peradaban terbesar pun pasti akan runtuh pada suatu titik. Ikan yang lebih besar bagi Yunani kuno adalah tetangga terdekatnya, Republik Romawi. Di masa itu, Republik Romawi sedang bangkit dengan cepat.

Rangkaian konflik melawan Yunani kuno dan penaklukan Romawi membawa perubahan besar dalam sejarah dunia kuno. Penaklukan Yunani kuno membuka jalan bagi nasib Kekaisaran Romawi di kemudian hari. Dan, dalam banyak hal, peristiwa-peristiwa ini membentuk wajah Eropa yang baru dan sama sekali berbeda.

Namun, bagaimana Yunani kuno yang ditaklukkan berubah di tangan Romawi? Apa yang dihasilkan dari perpaduan budaya Romawi dan Yunani kuno?

Penaklukan Yunani kuno oleh Romawi

Pada saat Republik Romawi bangkit, Yunani Kuno tidak lagi menjadi “pemain” utama di Eropa, dalam arti politik. Romawi bangkit menjadi republik yang kuat dan ekspansif. “Bagaikan api yang membakar hutan, kekuasaan Romawi menyebar ke seluruh benua dan menaklukkan banyak negara tetangganya yang lebih lemah,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Pages.

Pada pertengahan abad ke-2 SM, Romawi menjadi kekuatan yang paling dominan di Mediterania. Dan, target berikutnya adalah Yunani kuno. Dari Yunani kuno, Romawi memperoleh banyak unsur budaya dan agama.

Selama berabad-abad sebelum penaklukan Yunani, orang-orang Romawi mengagumi dan meniru negara-negara tetangga mereka. Mereka sangat mengagumi seni Yunani yang terkenal, filsafat, dan sastranya. Semua itu sangat memengaruhi budaya Romawi.

Namun, meskipun orang-orang Romawi mengagumi orang-orang Yunani, mereka tidak ragu untuk akhirnya menaklukkan Yunani. Kebutuhan yang tak terpuaskan untuk perluasan wilayah jauh lebih kuat daripada sekadar kekaguman.

Tentu saja, penaklukan Yunani kuno tidak terjadi dalam semalam, tetapi merupakan proses yang agak panjang. Penaklukan ini adalah puncak dari serangkaian konflik antara Republik Romawi dan banyak negara-kota Yunani yang lebih kecil. Momen yang menentukan dalam konflik yang panjang ini terjadi pada tahun 146 SM. Saat itu jenderal Romawi Lucius Mummius Achaicus mengalahkan Liga Akhaia Yunani dalam Pertempuran Korintus.

Pertempuran Korintus menandai berakhirnya Yunani kuno yang bebas dan menempatkannya ke tangan orang Romawi.

Baca Juga: Sejak Era Romawi Kuno, Polusi Timbal Menurunkan Kecerdasan Intelektual