Beragam Upaya Peramal Menjawab Masa Depan Sepanjang Sejarah Dunia

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 18 Januari 2025 | 17:00 WIB
Dari ramalan laba-laba hingga horoskop, ada beragam cara orang meramal masa depan dalam sejarah dunia.
Dari ramalan laba-laba hingga horoskop, ada beragam cara orang meramal masa depan dalam sejarah dunia. (Psychic 2Tarot/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Sepanjang sejarah dunia, peramal menjawab beragam pertanyaan tentang masa depan, urusan percintaan, peperangan, dan peruntungan. Mereka bahkan terus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari banyak orang hingga kini.

Dari astrologi dan tarot hingga membaca isi perut, ramalan hadir dalam berbagai macam bentuk sepanjang sejarah manusia.

Namun, semua pertanyaan ini menjawab kebutuhan manusia yang sama. Pertanyaan-pertanyaan ini menjanjikan untuk meredakan ketidakpastian, membantu kita membuat keputusan, atau sekadar memuaskan keinginan kita untuk memahami.

Antropolog dan sejarawan mempelajari ramalan karena hal itu mengungkap ketakutan dan kecemasan budaya tertentu. Banyak di antaranya bersifat universal.

Berikut adalah lima contoh teknik ramalan yang dikembangkan berbagai budaya untuk mengatasi ketidakpastian hidup.

Ramalan laba-laba

Di Kamerun, ramalan laba-laba Mambila (nggam du) mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit bagi laba-laba. Atau bahkan kepiting darat yang hidup di lubang-lubang di tanah.

Mengajukan pertanyaan kepada laba-laba melibatkan menutup lubang mereka dengan pot yang pecah. “Kemudian meletakkan tongkat, batu, dan kartu yang terbuat dari daun di sekitarnya,” tulis Michelle Aroney di laman Smithsonian Magazine.

Peramal kemudian mengajukan pertanyaan dalam format ya-atau-tidak sambil mengetuk kandang. Tujuan dari mengetuk adalah untuk mendorong laba-laba atau kepiting keluar. Tongkat dan batu melambangkan ya atau tidak. Sementara kartu daun, yang secara khusus diukir dengan makna tertentu, menawarkan klarifikasi lebih lanjut.

Pergerakan laba-laba atau kepiting menata ulang objek-objek ini. Sehingga jika kartu daun dipindahkan ke batu atau tongkat, jawabannya akan muncul.

Namun, jawabannya tidak selalu jelas. Jika tongkat maupun batu tidak dipilih (atau keduanya dipilih), diperlukan kerja interpretatif. Peramal dan klien harus menyelesaikan ambiguitas. Mereka juga bisa memutuskan bahwa dalam kasus ini, laba-laba tidak mengatakan apa pun sama sekali.

Baca Juga: Sulit Diramal, Para Ilmuwan Kini Menguak Cara Prediksi Erupsi Gunung

Seni ramal tapak tangan

Membaca telapak tangan seseorang (palmistri) dikenal sebagai hiburan di pasar malam. Tetapi dalam sejarah dunia, bentuk serius dari teknik ramalan ini ada di banyak budaya.

Praktik membaca tangan untuk mendapatkan wawasan tentang karakter dan masa depan seseorang digunakan di banyak budaya kuno. Termasuk di seluruh Asia dan Eropa.

Dalam beberapa tradisi, bentuk dan kedalaman garis pada telapak tangan memiliki makna yang paling kaya. Dalam tradisi lain, ukuran tangan dan jari juga dipertimbangkan. Dalam beberapa tradisi India, tanda dan simbol khusus yang muncul di telapak tangan juga memberikan wawasan.

Ramalan telapak tangan mengalami kebangkitan besar di Inggris dan Amerika pada abad ke-19. Hal ini muncul bersamaan dengan berkembangnya ilmu sidik jari. Jika Anda dapat mengenali seseorang dari sidik jarinya, tampaknya masuk akal untuk membaca kepribadiannya dari tangannya.

Salah satu orang yang telapak tangannya dibaca pada masa itu adalah penyair dan penulis drama Irlandia, Oscar Wilde. Pembacanya, Edward Heron-Allen, menerbitkan sketsa tangan Wilde. Sketsa tersebut menjelaskan bahwa telapak tangannya menunjukkan kekuatan otak yang luar biasa dan kekuatan ekspresi yang hebat.

Bibliomancy

Jika Anda ingin jawaban cepat untuk pertanyaan yang sulit, Anda dapat mencoba bibliomancy. Secara historis, teknik meramal sendiri ini dilakukan dengan buku-buku penting apa pun yang tersedia.

Di seluruh Eropa, karya-karya Homer atau Virgil digunakan. Di Iran, karya-karya tersebut sering kali berupa Divan karya Hafiz, kumpulan puisi Persia. Dalam tradisi Kristen, Muslim, dan Yahudi, teks-teks suci sering digunakan, meskipun tidak tanpa kontroversi.

Ada beberapa cara untuk melakukannya. Di Asia Tenggara, Anda dapat mendorong benda tajam melalui halaman buku untuk melihat di mana ujungnya mencapai.

Atau, Anda dapat membuka halaman secara acak dan melihat ke mana pandangan Anda tertuju. Meskipun mungkin memerlukan interpretasi yang cermat, bagian tersebut dianggap mengandung jawaban atas dilema Anda.

Baca Juga: Melalui Ritual Ini, Sepasang Sapi Suci Ramal Hasil Panen Thailand

Perbintangan

Astrologi ada di hampir setiap budaya dalam sejarah dunia. Bahkan sejak zaman Babilonia kuno, para astrolog menafsirkan langit untuk mengungkap kebenaran tersembunyi dan meramalkan masa depan.

Untuk membuat horoskop, para astrolog memerlukan akses ke pengamatan astronomi yang akurat. Karena alasan ini, astrologi pramodern sangat erat kaitannya dengan astronomi.

Ahli astrologi mungkin meramal horoskop untuk kelahiran seseorang. Atau saat klien mengajukan pertanyaan. Mereka juga meramal tanggal di masa mendatang untuk memastikan apakah saat itu merupakan waktu yang tepat untuk peristiwa tertentu.

Planet dan tanda zodiak masing-masing memiliki makna, yang diperkuat oleh hubungan satu sama lain dalam horoskop. Pembacaan bagan-bagan ini oleh para astrolog telah lama membantu orang mencari petunjuk. Horoskop juga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mendesak, dan membantu pengambilan keputusan.

Dalam banyak budaya sejarah, astrolog juga memegang posisi terkemuka di istana dan pemerintahan kerajaan. Mereka membuat ramalan tentang kesehatan dan kemakmuran wilayah mereka dan kemungkinan terjadinya bencana.

Ramalan kalender

Kalender telah lama digunakan untuk meramal masa depan dan menentukan waktu terbaik untuk melakukan aktivitas tertentu. Di banyak negara, almanak masih menyarankan hari baik dan buruk untuk berbagai tugas. Mulai dari potong rambut hingga memulai bisnis baru.

Di Indonesia, almanak Hindu yang disebut pawukon menjelaskan bagaimana minggu-minggu yang berbeda diatur oleh dewa-dewi lokal yang berbeda. Karakteristik dewa-dewi tersebut berarti bahwa beberapa minggu lebih baik daripada yang lain untuk kegiatan seperti upacara pernikahan.

Di Mesoamerika sebelum Penaklukan Spanyol, sifat, nasib, dan bahkan nama Anda ditentukan oleh hari kelahiran Anda. Pendeta di Meksiko dapat meramalkan keberhasilan pernikahan dengan menggunakan kalender ramalan suci selama 260 hari.

Dengan menafsirkan tanda-tanda, pendeta dapat memberi tahu apakah hubungan tersebut akan bahagia, penuh tantangan, atau hancur. Juga tentang berapa banyak anak yang akan lahir.

Ramalan masih diminati oleh banyak orang dan masih dipraktikkan di banyak budaya. Apakah Anda pernah melakukannya?