Benarkah Orang yang Minum Teh Berumur Panjang? Ini Kata Peneliti

By Sysilia Tanhati, Rabu, 22 Januari 2025 | 10:00 WIB
Teh, minuman yang berasal dari zaman kuno, tidak hanya menghidrasi. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum teh memiliki umur panjang. (Alessandro Martini/Wikipedia)

Senyawa teh yang melawan penyakit

Teh merupakan sumber antioksidan yang kaya, khususnya flavonoid seperti katekin. Antioksidan memerangi kerusakan sel, mengurangi peradangan dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis. Misanya penyakit jantung dan kanker tertentu.

Teh hijau unggul karena kandungan katekinnya yang tinggi, menjadikannya sumber anti-inflamasi dan anti-kanker yang ampuh. Dengan kadar katekin yang tinggi, teh hijau sangat digemari karena sifat antiradang dan antikankernya.

Empat katekin utama dalam teh hijau adalah epikatekin, epigallocatechin, epikatekin galat, dan epigallocatechin galat (EGCG). Keempatnya bekerja sama untuk memberikan manfaat ini. EGCG terbukti dalam penelitian dapat membantu mengatur kadar gula darah, mengurangi lemak perut, dan meningkatkan oksidasi lemak selama berolahraga. Manfaat tersebut menjadikannya favorit di kalangan penggemar kesehatan.

Teh hijau mengandung konsentrasi katekin tertinggi. Namun teh hitam mempertahankan sifat antioksidan meskipun mengalami fermentasi yang mengurangi kadar katekin, kata Vuong. Proses ini menghasilkan senyawa unik seperti theaflavin dan thearubigin, yang berkontribusi pada manfaat kesehatan teh hitam.

Penelitian yang muncul menunjukkan bahwa antioksidan teh dapat berperan dalam mendukung kesehatan mikrobioma usus. Hal ini dilakukan mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan. Pada akhirnya, kesehatan mikroba usus dapat memengaruhi segala hal mulai dari pencernaan hingga fungsi kekebalan tubuh.

Temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengonsumsi teh secara keseluruhan. Senyawa-senyawanya berinteraksi secara sinergis untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal.

“Orang-orang mencoba meniru berbagai senyawa, secara individual, yang ditemukan dalam teh,” kata Julie Stefanski, seorang ahli diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.

Namun, mengisolasi senyawa-senyawa tertentu dari teh tidak akan pernah memberikan manfaat yang sama seperti meminum secangkir teh. Pasalnya, ada kompleksitas berbagai senyawa yang ditemukan dalam teh. “Mereka bekerja bersama-sama,” kata Stefanski.