Pada masa itu, usia 14 tahun dianggap sudah cukup untuk bertanggung jawab secara pidana. Sementara itu, pengacaranya, seorang tokoh politik lokal, memutuskan untuk tidak mengajukan banding.
Persidangan awal George Stinney, yang melibatkan bukti yang minim dan kecepatan dalam menjatuhkan hukuman, mencerminkan bagaimana sistem peradilan yang seluruhnya terdiri dari orang kulit putih telah memojokkan seorang anak laki-laki kulit hitam.
Selama persidangan satu hari tersebut, pembela hanya memanggil sedikit atau bahkan tidak satu pun saksi. Tidak ada catatan tertulis tentang pengakuan George. Saat ini, sebagian besar orang yang bisa memberikan kesaksian telah meninggal dan sebagian besar bukti sudah lama hilang.
Upaya setelah 70 tahun
Fakta-fakta baru dalam kasus ini mendorong Hakim Pengadilan Negeri Carmen Mullen untuk membatalkan hukuman George Stinney pada 2014, 70 tahun setelah eksekusi yang menghentikan nyawanya.
Hakim Mullen menulis, "Saya tidak dapat memikirkan ketidakadilan yang lebih besar daripada pelanggaran hak-hak Konstitusional seseorang yang telah terbukti kepada saya dalam kasus ini."
Kasus George Stinney telah menghantui kota sejak kejadian tragis tersebut, tetapi menarik perhatian baru beberapa tahun lalu ketika sejarawan George Frierson, seorang anggota dewan sekolah setempat yang dibesarkan di kota asal Stinney, mulai mempelajari kasus ini.
Mantan teman satu sel Stinney, Wilford Hunter, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa George menyangkal tuduhan tersebut. Hunter mengutip perkataan George, "Saya tidak, tidak melakukannya. Mengapa mereka membunuhku untuk sesuatu yang tidak kulakukan?"
Pada tahun 2009, seorang pengacara berencana mengajukan pernyataan dari anggota keluarga Stinney, tetapi menunda tindakan tersebut karena mendengar bahwa seorang pria di Tennessee, yang tidak terkait dengan Stinney, dapat memberikan alibi untuk pemuda itu. Pria tersebut tidak pernah muncul, yang menyebabkan penundaan persidangan baru tanpa menghentikannya.
Pembela Matt Burgess menyatakan kepada CNN awal tahun 2014, "Carolina Selatan masih mengakui George Stinney sebagai seorang pembunuh. Kami merasa bahwa ada sesuatu yang perlu dilakukan tentang itu."
Detail baru mulai muncul, menunjukkan bahwa pengakuan George dipaksa, dan bahwa dia memiliki alibi yang tidak pernah didengar. Alibi tersebut berasal dari adik perempuannya, Amie Ruffner, yang sekarang berusia 77 tahun.
Baca Juga: Kesaksian Penyintas dan Keluarga Korban Petaka 1965-1966 di Yogyakarta