Gambut dan Mangrove Jadi Kunci Pengurangan Emisi Karbon di Asia Tenggara

By Utomo Priyambodo, Kamis, 6 Februari 2025 | 12:00 WIB
Ekosistem gambut di Mempawah, Kalimantan Barat, yang menjadi salah satu lokasi kajian solusi iklim alami yang dilakukan YKAN pada 2022.
Ekosistem gambut di Mempawah, Kalimantan Barat, yang menjadi salah satu lokasi kajian solusi iklim alami yang dilakukan YKAN pada 2022. (YKAN)

Memperingati Hari Lahan Basah Sedunia

Tidak hanya berperan untuk mitigasi perubahan iklim, lahan basah seperti rawa-rawa, gambut dan mangrove juga dikenal sebagai “ginjal” bumi karena mampu memurnikan air.

Lahan basah juga mampu melindungi dari erosi serta menjadi habitat bagi beragam satwa endemik, yang sebagian di antaranya kini terancam punah. Begitu pentingnya keberadaan Lahan Basah sehingga setiap tanggal 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tipe ekosistem lahan basah yang lengkap, seperti lahan gambut, mangrove, riparian, rawa, hingga sawah. Namun, saat ini belum ada data yang terverifikasi berapa luasan yang sudah terdegradasi dan perlu segera direstorasi.

Nisa menegaskan, “Selain dapat memberikan kontribusi besar tehadap perubahan iklim, pemulihan dan perlindungan ekosistem lahan basah juga penting untuk melindungi mata pencaharian masyarakat dan menjaga keanekaragaman hayati yang tinggi serta beragam ekosistemnya."