Mengubah Kebiasaan: Langkah Kecil Menuju Kehidupan Berkelanjutan

By National Geographic Indonesia, Sabtu, 8 Februari 2025 | 10:00 WIB
Langkah kecil menuju kehidupan berkelanjutan bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan mengubah kebiasaan menghemat pemakaian energi dan material serta beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan.
Langkah kecil menuju kehidupan berkelanjutan bisa dimulai dari diri kita sendiri dengan mengubah kebiasaan menghemat pemakaian energi dan material serta beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan. (Heri Cahyadi/National Geographic Indonesia)

Kisah oleh Aditya Indra Pratama, Pelajar SMK Negeri 26 Jakarta

Nationalgeographic.co.id—Setiap pagi, ketika matahari terbit dan menyoroti kota Jakarta dengan cahaya keemasan, saya sering terjebak dalam rutinitas harian yang monoton. Di tengah kemacetan dan hiruk-pikuk kehidupan kota, terkadang saya lupa bahwa setiap tindakan kita berdampak besar terhadap lingkungan.

Berbagai berita tentang krisis iklim dan peningkatan suhu global seolah menjadi bagian dari latar belakang, tidak terlalu menggugah kesadaran. Namun, semua itu berubah ketika saya mulai menyadari peran saya dalam menjaga bumi ini, dimulai dari kebiasaan sehari-hari.

Masalah limbah plastik, salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan, menjadi perhatian utama. Di Indonesia, tercatat bahwa sekitar 3,2 juta ton limbah plastik dihasilkan setiap tahun, dan hanya 9% yang didaur ulang.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), "Sampah plastik merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia, terutama di wilayah pesisir dan lautan." Dengan mengetahui angka ini, hati saya bergetar.

Seperti banyak orang, saya sering kali menganggap sampah plastik adalah masalah yang jauh dari kehidupan saya. Namun, semakin saya menggali, semakin saya menyadari bahwa setiap botol plastik yang saya gunakan dan setiap kantong belanja sekali pakai yang saya terima menjadi bagian dari masalah yang lebih besar.

Sebagai langkah awal, saya memutuskan untuk mengganti kebiasaan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dengan membawa botol minum sendiri, yang bisa diisi ulang.

Menurut data dari World Economic Forum, "Setiap orang yang mengganti satu botol plastik dengan botol reusable dapat mengurangi 167 plastik per tahun." Tindakan ini tidak hanya mengurangi jumlah botol plastik yang terbuang, tetapi juga mengingatkan saya untuk menjaga hidrasi.

Di tempat kerja dan sekolah, saya mengajak teman-teman untuk melakukan hal yang sama. Ketika satu orang mengambil tindakan, itu dapat memicu perubahan di sekitar mereka.

Selanjutnya, saya mulai mengganti produk rumah tangga dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Mencari sabun batang, sikat gigi bambu, dan sampo tanpa plastik menjadi tantangan tersendiri. Namun, seiring waktu, saya menemukan banyak pilihan yang tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga lebih ekonomis.

Baca Juga: Peneliti BRIN dan Inggris Berkolaborasi Mengatasi Permasalahan Sampah Plastik di Indonesia

Menurut penelitian dari European Environmental Agency (EPA), satu orang yang beralih ke produk ramah lingkungan bisa mengurangi produksi sampah hingga 25 kg per tahun per orang. Tentu saja, itu bukan angka kecil. Ketika saya berbagi informasi ini dengan teman-teman dan keluarga, banyak dari mereka yang mulai tertarik untuk mencoba.