Bersepeda ke Kantor Buat Kita Lebih Jarang Sakit, Ini Penjelasan Ilmiahnya

By Ade S, Rabu, 12 Februari 2025 | 09:03 WIB
Ilustrasi bersepeda ke kantor yang diklaim membuat kita lebih jarang sakit. (dae jeung kim/Pixabay)

Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi terbaru kembali menegaskan manfaat bersepeda sebagai moda transportasi ke tempat kerja, dengan temuan yang sangat menarik: para pekerja yang memilih sepeda untuk perjalanan mereka sehari-hari cenderung memiliki tingkat absensi karena sakit yang lebih rendah secara signifikan.

Penelitian yang dipimpin oleh tim peneliti dari Finnish Institute of Occupational Health ini, memberikan bukti kuat bahwa bersepeda bukan hanya baik untuk lingkungan dan kebugaran fisik, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan hari sakit dan risiko absen jangka panjang akibat masalah kesehatan.

Dalam studi komprehensif ini, para peneliti menganalisis data laporan mandiri yang dikumpulkan dari 28.485 pekerja pemerintah daerah selama periode satu tahun penuh. Sebagian besar peserta bahkan diikuti lebih lanjut hingga tahun kedua penelitian, memberikan data yang kaya dan mendalam.

Riset penting ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal terkemuka, Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports, yang semakin mengukuhkan validitas dan signifikansi temuan tersebut.

Hasil analisis data menunjukkan perbandingan yang mencolok antara pekerja yang aktif bersepeda dengan mereka yang memilih perjalanan pasif menggunakan mobil atau transportasi umum.

Pekerja yang bersepeda setidaknya 61 kilometer atau sekitar 38 mil per minggu, terbukti memiliki penurunan risiko yang signifikan. Mereka memiliki risiko 8 hingga 12 persen lebih kecil untuk mengambil cuti sakit dan bahkan 18 persen lebih rendah kemungkinannya untuk absen kerja setidaknya 10 hari atau lebih karena masalah kesehatan.

Secara rata-rata, para komuter yang paling aktif bersepeda tercatat memiliki 4,5 hari sakit lebih sedikit dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang menggunakan moda transportasi pasif. Lebih jauh lagi, dalam rentang waktu satu dekade, komuter aktif ini diperkirakan mengalami satu periode sakit panjang lebih sedikit.

Essi Kalliolahti, seorang ilmuwan kesehatan masyarakat dari Finnish Institute of Occupational Health, menjelaskan bahwa meskipun manfaat kesehatan dan lingkungan dari perjalanan aktif telah banyak didokumentasikan, penelitian ini memberikan wawasan baru yang penting.

"Hubungan antara perjalanan aktif dan risiko absen sakit jangka panjang, seperti misalnya, adalah aspek yang sebelumnya belum pernah dipelajari secara mendalam," ungkap Kalliolahti seperti dilansir ScienceAlert.

Penting untuk dicatat bahwa, meskipun para peneliti telah mempertimbangkan berbagai faktor lain yang berpotensi memengaruhi statistik hari sakit, seperti jenis kelamin, usia, kebiasaan konsumsi alkohol, dan status sosial ekonomi peserta, studi ini menunjukkan adanya asosiasi yang kuat antara bersepeda dan tingkat penyakit yang lebih rendah.

Namun, para peneliti menekankan bahwa temuan ini menunjukkan adanya hubungan atau kaitan yang kuat, bukan berarti membuktikan hubungan sebab akibat langsung.

Baca Juga: Dari Kampus Biru ke Kampus Kuning, Mapala UI Rayakan Perjalanan 60 Tahun dengan Gowes Sejauh 660 Km