Dopamin Sebenarnya Tidak Membuat Anda Bahagia, Inilah Fakta Sainsnya

By Ricky Jenihansen, Minggu, 9 Maret 2025 | 14:00 WIB
Sel-sel saraf yang digambarkan di sini bertanggung jawab untuk memproduksi dopamin, neurotransmitter yang telah menjadi obsesi di antara para pakar kesehatan daring. Namun para ahli mengatakan pemahaman umum tentang dopamin sering kali salah. Menurut sains, zat kimia tersebut sebenarnya memainkan peran penting dalam pembelajaran, gerakan, ingatan, perhatian, suasana hati, dan motivasi.
Sel-sel saraf yang digambarkan di sini bertanggung jawab untuk memproduksi dopamin, neurotransmitter yang telah menjadi obsesi di antara para pakar kesehatan daring. Namun para ahli mengatakan pemahaman umum tentang dopamin sering kali salah. Menurut sains, zat kimia tersebut sebenarnya memainkan peran penting dalam pembelajaran, gerakan, ingatan, perhatian, suasana hati, dan motivasi. (Mikrograf oleh Dr. Nick Gatford, Peneliti/Kavli Institute of Nanoscience Discovery/Universitas Oxford)

Dopamin Membantu Manusia Bertahan Hidup

Dopamin dulunya merupakan bagian penting dari evolusi manusia. Saat ini, sebagian besar kebutuhan kita dapat dengan mudah dipenuhi, terutama di negara maju.

Namun, nenek moyang kita bergantung pada dopamin untuk bertahan hidup, mendorong mereka berjalan puluhan kilomeer demi makanan atau membangun tempat tinggal selama berbulan-bulan.

“Kita berevolusi di lingkungan yang menuntut kita untuk mengerahkan energi dan perhatian guna mencari hal-hal penting bagi kelangsungan hidup, seperti keamanan, tempat tinggal, dan hubungan sosial,” kata Samaha.

“Dopamin membantu kita melakukan itu.”

Dopamine Rush: Tidak Sesederhana Itu

Memang benar, dopamin meningkat saat kita melakukan aktivitas menyenangkan, seperti mendengarkan lagu favorit.

Namun, menyebut lonjakan ini sebagai "dopamine rush" bukan hanya penyederhanaan yang berlebihan, tetapi juga salah, kata Samaha.

Aktivitas menyenangkan juga meningkatkan kadar neurotransmitter lain, seperti serotonin dan oksitosin, serta endorfin, yang semuanya berperan dalam suasana hati, jelas Dombeck.

“Saat kita mengalami sesuatu yang menyenangkan, terjadi lonjakan aktivitas di seluruh otak,” kata Dombeck.

“Menyebutnya hanya sebagai dopamine rush justru mengabaikan proses kompleks yang sebenarnya terjadi.”

Lonjakan dopamin bukanlah hal yang sepenuhnya baik atau buruk. Yang paling penting adalah kadarnya tetap seimbang.

Terlalu banyak dopamin dikaitkan dengan mania, sementara kekurangan dopamin dapat menyebabkan depresi.

"Namun, dalam kebanyakan kasus, dopamin hanyalah zat netral yang ada untuk membantu kita bertahan hidup," kata Samaha.