Mengulik Sains di Balik Seseorang yang Mabuk Perjalanan

By Tatik Ariyani, Sabtu, 29 Maret 2025 | 14:00 WIB
Mengapa ada orang yang mabuk perjalanan dan ada yang tidak?
Mengapa ada orang yang mabuk perjalanan dan ada yang tidak? ()

Nationalgeographic.co.id—Apakah Anda salah satu orang yang mengalami mabuk perjalanan saat bepergian dengan berbagai jenis kendaraan?

Hal ini tentu sangat mengganggu karena gejala-gejala yang dirasakan saat mabuk perjalanan seperti pusing, mual, dan bahkan muntah sulit dihindari.

Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat kita mabuk perjalanan, mari kita kulik sains di balik mabuk perjalanan ini!

Sebenarnya, tidak sepenuhnya jelas mengapa ada orang yang mengalami mabuk perjalanan, sementara yang lain tidak.

Namun, ada dua teori yang mungkin membantu menjelaskan apa yang terjadi pada seseorang yang mengalami mabuk perjalanan, seperti dilansir dari The Independent.

Teori konflik sensorik mengatakan bahwa pemain kunci dalam mabuk perjalanan adalah sistem keseimbangan kita. Keseimbangan tidak hanya dipertahankan oleh satu organ sensorik.

Sebaliknya, keseimbangan menggabungkan apa yang kita lihat dan rasakan dengan informasi dari organ keseimbangan di telinga bagian dalam kita, yang membantu sistem keseimbangan kita bekerja dengan tepat di mana kita berada.

Jika informasi dari mata, telinga bagian dalam, dan indra peraba atau tekanan tidak cocok, hal itu dapat membuat kita merasa tidak seimbang atau goyah.

Inilah sebabnya mengapa mabuk perjalanan diduga disebabkan oleh ketidakcocokan informasi dari indra kita.

Mata dan telinga bagian dalam memberi tahu tubuh kita bahwa kita sedang bergerak, meskipun sebenarnya kita sedang duduk diam.

Semakin sedikit ketidakcocokan sensorik yang kita alami di dalam kendaraan, semakin kecil kemungkinan kita mengalami mabuk perjalanan.

Baca Juga: Tatkala Minuman Keras Jenever dari Belanda Memabukkan Hindia

Misalnya, bepergian dengan mobil di jalan yang mulus dan lurus akan menyebabkan lebih sedikit ketidakcocokan sensorik dibandingkan bepergian di jalan yang berkelok-kelok dengan banyak lubang.

Teori ini saat ini dianggap sebagai penjelasan terkuat untuk mabuk perjalanan – meskipun kita masih mencoba memahami mekanisme otak yang menyebabkannya.

Teori alternatif lainnya menyatakan bahwa semuanya bergantung pada pengendalian postur tubuh. Menurut teori ini, mabuk perjalanan tidak terjadi hanya karena ketidaksesuaian informasi sensorik.

Sebaliknya, ketidakmampuan kita untuk menyesuaikan postur tubuh guna mengurangi ketidaksesuaian informasi sensorik inilah yang membuat kita merasa mual. ​​Meskipun ini masuk akal, tidak banyak bukti yang mendukung teori ini.

Mabuk perjalanan memengaruhi orang secara berbeda. Tidak ada alasan tunggal mengapa sebagian orang mengalami mabuk perjalanan lebih sering daripada orang lainnya.

Namun, perbedaan dalam seberapa baik sistem penglihatan dan keseimbangan seseorang bekerja akan memengaruhi perasaan mereka di berbagai jenis kendaraan.

Gangguan tertentu (termasuk migrain dan penyakit telinga bagian dalam, seperti penyakit Meniere) meningkatkan kemungkinan mengalami mabuk perjalanan.

Jenis kendaraan yang digunakan orang untuk bepergian juga akan memengaruhi tingkat mabuk perjalanan yang mungkin dialami seseorang.

Secara umum, faktor apa pun yang meningkatkan ketidaksesuaian antara masing-masing indra yang berkontribusi pada sistem keseimbangan kita akan meningkatkan risiko mabuk perjalanan.

Semakin lama pengalaman tersebut berlangsung dan semakin besar ukuran gerakannya, semakin parah gejalanya.

Misalnya, bepergian dengan perahu kecil di tengah badai selama lebih dari delapan jam akan menyebabkan gejala yang cukup parah, sedangkan perjalanan kereta api selama satu jam mungkin tidak akan banyak berpengaruh.

Baca Juga: Benarkah Seseorang Menjadi Jauh Lebih Jujur Ketika Sedang Mabuk?

Banyak orang juga melaporkan mengalami mabuk perjalanan saat mereka menjadi penumpang, bukan saat mereka mengemudikan kendaraan.

Ini mungkin karena pengemudi jauh lebih baik dalam mengantisipasi gerakan kendaraan dan menggerakkan tubuh mereka sesuai dengan gerakan kendaraan.

Jika Anda mengalami mabuk perjalanan, hal terbaik yang dapat dilakukan saat berada di dalam kendaraan adalah mencoba mengurangi ketidaksesuaian informasi sensorik.

Jadi, hindari membaca di dalam mobil karena hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan. Cobalah untuk melihat ke luar jendela.

Hal ini dapat membantu mengurangi rasa mual karena informasi visual sekarang lebih cocok dengan informasi keseimbangan di telinga bagian dalam.

Baca Juga: Kompleksitas Dionysus, Bukan Sekadar Dewa Mabuk dalam Mitologi Yunani