Oleh karena itu, skema Brasil itu mulai diubah pada tahun 1962 dan muncullah skema 4-3-3.
Orang Italia mencoba menentang varian taktik ini. Mereka menciptakan skema yang disebut “catenaccio”. Tugasnya adalah mengatur tekanan padat di separuh lapangan mereka.
Tiga bek bermain secara individu melawan 3 penyerang. Jika salah satu dari mereka dilewati, libero datang untuk mendukung. Secara skematis, catenaccio adalah 1-3-3-3.
Taktik Klasik
Setelah Piala Dunia 1966, taktik baru 4-4-2 dari pemenang turnamen Inggris menjadi populer. Taktik ini masih digunakan oleh sebagian besar pelatih hingga saat ini.
Fitur utama dari skema ini adalah saturasi bagian tengah lapangan untuk mengatur serangan dengan ketat dan membentuk jembatan pertahanan dalam pertahanan.
Selain itu, dalam skema ini muncul posisi nomor 6 atau "pemotong gelombang". Ia harus berkonsentrasi membantu para pemain bertahan dan dengan cepat menghentikan serangan lawan di lini belakang. Dalam permainan dengan pemecah gelombang, skema berubah menjadi 4-1-3-2.
Total Football
Pada tahun 70-an abad lalu, taktik sepak bola total 4-3-3 digunakan. Taktik ini dimainkan oleh tim yang kuat secara fisik, dan para pemain dapat dengan cepat menggantikan fungsi satu sama lain.
Taktik ini dicetak oleh pemain yang sama sekali berbeda karena secara situasional bahkan seorang pemain bertahan dapat berada di posisi penyerang.
Taktik ini terutama sering digunakan oleh timnas Belanda. Namun, ada juga kekurangannya.