Culbertson menambahkan, "Bulan sabit tipis tampak seperti senyuman. Bagi sebagian orang, segitiga objek terang itu mungkin tampak seperti wajah tersenyum."
Wajah tersenyum itu akan terlihat dari mana saja di dunia jika kondisi pengamatan baik, meskipun waktu untuk melihatnya akan sangat singkat.
Culbertson mengatakan bahwa penyelarasan akan terjadi sekitar pukul 5:30 pagi pada tanggal 25 April dan matahari akan terbit sekitar satu jam kemudian.
Ia menyarankan orang-orang yang ingin mencoba melihat sekilas peristiwa konjungsi tersebut sebaiknya mencari cakrawala timur yang jelas untuk mengamatinya.
Konjungsi akan menerangi langit beberapa hari setelah puncak hujan meteor Lyrids.
Hujan meteor ini masih berlangsung, tetapi puncaknya dapat dilihat kapan saja antara pukul 10:30 malam dan 5 pagi waktu setempat mulai tanggal 21 hingga 22 April.
Setelah peristiwa konjungsi wajah tersenyum ini, masih ada lagi fenomena langit yang terjadi di bulan April ini. Pada 27 April, langit malam akan menjadi sangat gelap berkat fase Bulan baru, menciptakan kondisi ideal untuk mengamati objek-objek langit yang redup, seperti nebula, galaksi, dan gugus bintang yang biasanya sulit terlihat karena cahaya Bulan.
Meskipun tidak terlihat di langit malam, Bulan pada hari ini sebenarnya adalah supermoon, yaitu saat Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.
Baca Juga: 7 Fenomena Langit Malam di Bulan April: Hujan Meteor hingga Bulan Pink
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Simak ragam ulasan jurnalistik tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan pengetahuan yang mendalam!