Fenomena Langit Langka, Dua Planet Bersama Bulan akan Membentuk 'Wajah Tersenyum'

By Tatik Ariyani, Sabtu, 19 April 2025 | 17:00 WIB
(Ilustrasi) fenomena langit konjungsi rangkap tiga 'wajah tersenyum'
(Ilustrasi) fenomena langit konjungsi rangkap tiga 'wajah tersenyum' ()

Nationalgeographic.co.id—Di bulan April ini, terdapat beberapa fenomena langit yang menarik, salah satunya adalah fenomena langit konjungsi rangkap tiga 'wajah tersenyum'.

Pengamat langit NASA mengatakan bahwa, jika Anda menatap langit pada dini hari tanggal 25 April 2025, Anda mungkin akan melihat langit seolah-olah tersenyum kembali kepada Anda.

Saat itu, fenomena langit langka yang disebut konjungsi rangkap tiga akan terjadi. Bagaimana fenomena ini terjadi? Simak penjelasannya berikut ini!

Pada pagi hari Jumat, 25 April, Venus, Saturnus, dan bulan sabit akan tampak berdekatan di langit sebelum fajar, membentuk formasi segitiga yang mengingatkan pada wajah tersenyum.

Menurut NASA, Anda dapat melihat fenomena langit tersebut di dekat cakrawala timur sebelum matahari terbit.

Venus dan Saturnus menjadi terang dan mudah dilihat dengan mata telanjang. Namun, teleskop rumah atau teropong bintang dapat membantu Anda melihat detail pada bulan sabit yang seperti sedang menyeringai.

Menurut NASA, bagi orang-orang yang dapat melihat jelas ke cakrawala, mereka juga dapat melihat Merkurius di bawah ketiga konjungsi Venus, Saturnus dan bulan yang berkelap-kelip itu. 

Tidak seperti planet-planet yang lebih besar, Merkurius akan tampak sangat rendah di langit, jadi mungkin tidak terlihat di mana-mana.

Konjungsi rangkap tiga

Dalam astronomi, konjungsi terjadi saat dua atau lebih objek langit tampak sangat dekat satu sama lain di langit malam. Saat tiga objek terlibat, maka terjadilah konjungsi rangkap tiga.

Mengutip Live Science, Duta Besar Tata Surya NASA Brenda Culbertson mengatakan, "Venus berada lebih tinggi di atas cakrawala timur dengan Saturnus lebih rendah, dan Bulan sabit tipis sedikit lebih rendah dan sedikit lebih jauh ke utara."

Baca Juga: Kabar Langit Indonesia: Bersiap Hujan Meteor Lyrid pada April 2025

Culbertson menambahkan, "Bulan sabit tipis tampak seperti senyuman. Bagi sebagian orang, segitiga objek terang itu mungkin tampak seperti wajah tersenyum."

Wajah tersenyum itu akan terlihat dari mana saja di dunia jika kondisi pengamatan baik, meskipun waktu untuk melihatnya akan sangat singkat.

Culbertson mengatakan bahwa penyelarasan akan terjadi sekitar pukul 5:30 pagi pada tanggal 25 April dan matahari akan terbit sekitar satu jam kemudian.

Ia menyarankan orang-orang yang ingin mencoba melihat sekilas peristiwa konjungsi tersebut sebaiknya mencari cakrawala timur yang jelas untuk mengamatinya.

Konjungsi akan menerangi langit beberapa hari setelah puncak hujan meteor Lyrids.

Hujan meteor ini masih berlangsung, tetapi puncaknya dapat dilihat kapan saja antara pukul 10:30 malam dan 5 pagi waktu setempat mulai tanggal 21 hingga 22 April.

Setelah peristiwa konjungsi wajah tersenyum ini, masih ada lagi fenomena langit yang terjadi di bulan April ini. Pada 27 April, langit malam akan menjadi sangat gelap berkat fase Bulan baru, menciptakan kondisi ideal untuk mengamati objek-objek langit yang redup, seperti nebula, galaksi, dan gugus bintang yang biasanya sulit terlihat karena cahaya Bulan.

Meskipun tidak terlihat di langit malam, Bulan pada hari ini sebenarnya adalah supermoon, yaitu saat Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya, yang disebut perigee.

Baca Juga: 7 Fenomena Langit Malam di Bulan April: Hujan Meteor hingga Bulan Pink

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Simak ragam ulasan jurnalistik tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News  https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan pengetahuan yang mendalam!