Nationalgeographic.co.id—Jenazah Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. Upacara pemakaman akan dimulai pukul 10 pagi waktu setempat pada Sabtu (26 April 2025), enam hari setelah kematiannya.
Vatikan mengumumkan bahwa pemakaman Fransiskus sebagian besar akan diadakan di luar ruangan di Basilika Santo Petrus.
Meskipun sebagian besar kebaktian akan diadakan di luar, peti jenazah Fransiskus akan dibawa kembali ke basilika setelah ekaristi, penghormatan terakhir, dan pidato perpisahan.
Vatikan mengatakan pemakaman akan mengikuti tata upacara yang ditetapkan dalam “Ordo Exsequiarum Romani Pontificis.” Buku liturgi ini, yang merinci prosedur pemakaman paus, diterbitkan pada tahun 2000 tetapi direvisi oleh Fransiskus tahun lalu, dilansir CNN.
Tidak seperti setelah kematian Paus sebelumnya, jenazah Fransiskus langsung ditempatkan di dalam peti jenazahnya, yang dibiarkan terbuka agar orang-orang dapat memberikan penghormatan terakhir.
Pemakaman Paus secara historis sangat rumit, tetapi instruksi yang ditetapkan oleh Fransiskus jauh lebih sederhana.
Ia akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di dalam Vatikan. Sebagai gantinya, ia akan dimakamkan di Basilika Santa Mary Maggiore di Roma.
Paus Fransiskus meminta untuk dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana yang dilapisi seng - tidak seperti pendahulunya, yang dimakamkan dalam tiga peti mati bertingkat yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.
Dilansir BBC, upacara pemakaman Fransiskus akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, dekan Dewan Kardinal, kelompok yang dalam beberapa minggu mendatang akan ditugaskan untuk menunjuk seorang paus baru.
Raja Charles tidak diizinkan menghadiri pemakaman
Pemakaman Paus Fransiskus terbuka untuk umum. Pemakaman tersebut diperkirakan akan dihadiri oleh banyak umat Katolik dari berbagai negara. Menurut Guardian, pihak berwenang memperkirakan akan ada kerumunan hingga 200.000 orang. Jumlah ini lebih banyak daripada pemakaman Paus Benediktus pada 2023 yang dihadiri sekitar 50.000 orang.
Baca Juga: Paus Fransiskus Pernah Sebut Dirinya 'Dinosaurus', Pertanyaan Sederhana Ini Jadi Pemantiknya
Sejumlah pemimpin politik dan agama, bangsawan hingga selebriti juga telah mengonfirmasi bahwa mereka akan berada di Vatikan untuk kebaktian hari Sabtu. Sebanyak 130 delegasi termasuk 50 kepala negara dan 10 raja yang berkuasa akan hadir.
Di antara mereka adalah Javier Milei, presiden negara asal Fransiskus, Argentina. Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hingga Presiden AS Donald Trump juga akan hadir.
Dari Indonesia, Presiden Prabowo mengutus beberapa tokoh, termasuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Ignasius Jonan, hingga Menteri HAM Natalius Pigai.
Dari sekian banyak delegasi yang akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, Raja Charles tidak diperbolehkan hadir di pemakaman tersebut.
Sebagai gantinya, Selasa (22 April 2025) lalu, Istana Kensington mengonfirmasi bahwa Pangeran William akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus atas nama Raja Charles.
Pangeran William akan bergabung dengan para delegasi lainnya pada upacara pemakaman di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Raja Charles sendiri tidak akan melakukan perjalanan ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman tersebut. Hal ini sesuai dengan protokol dan preseden yang menyatakan bahwa raja tidak menghadiri pemakaman.
Pakar kerajaan Katie Nicholl menulis di Vanity Fair bahwa Raja Charles "tidak akan bepergian ke Vatikan, sesuai dengan protokol dan preseden yang menyatakan bahwa raja tidak menghadiri pemakaman, Istana Buckingham telah mengonfirmasi."
Ini bukan pertama kalinya raja diwakilkan oleh pewaris tahta kerajaan selanjutnya untuk menghadiri pemakaman seorang Paus.
Ketika Paus Yohanes Paulus II meninggal pada bulan April 2005 lalu, pernikahan Charles dan Ratu Camilla harus ditunda karena Charles harus hadir menggantikan Ratu Elizabeth II.
Baca Juga: Mengapa Garda Swiss yang Ditugaskan untuk Menjaga Paus dan Vatikan?
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.