Selidik Langit-Langit Kapel Sistina nan Menakjubkan Karya para Maestro

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 3 Mei 2025 | 10:00 WIB
Kapel Sistina merupakan kapel kepausan di Istana Apostolik yang didirikan pada tahun 1473–81 oleh arsitek Giovanni dei Dolci.
Kapel Sistina merupakan kapel kepausan di Istana Apostolik yang didirikan pada tahun 1473–81 oleh arsitek Giovanni dei Dolci. (Antoine Taveneaux/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Konklaf untuk memilih Paus Gereja Katolik yang baru akan berlangsung pada 7 Mei 2025. Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di bawah langit-langit nan megah karya Michelangelo di Kapel Sistina.

Kapel Sistina merupakan kapel kepausan di Istana Apostolik yang didirikan pada tahun 1473–81 oleh arsitek Giovanni dei Dolci. Kapel itu didirikan untuk Paus Sixtus IV, sehingga dinamakan demikian. Apa yang menarik dari kapel ini? Bukan sekadar ruangan besar belaka, Kapel Sistina terkenal dengan lukisan dinding Renaisans karya Michelangelo yang sangat menakjubkan.

Mahakarya para maestro

Kapel Sistina adalah bangunan bata persegi panjang. Kapel ini memiliki enam jendela melengkung di masing-masing dua dinding utama (atau samping) dan langit-langit berkubah seperti tong.

Bagian luar kapel ini kusam dan tidak berhias. Namun dinding dan langit-langit bagian dalamnya dihiasi dengan lukisan dinding karya banyak maestro Renaisans dari Firenze.

Lukisan di dinding samping kapel dilukis dari tahun 1481 hingga 1483. Di dinding utara terdapat enam lukisan dinding yang menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus. Enam lukisan itu merupakan karya Perugino, Pinturicchio, Sandro Botticelli, Domenico Ghirlandaio, dan Cosimo Rosselli.

Di dinding selatan terdapat enam fresko lain yang menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Musa. Semuanya merupakan karya dari Perugino, Pinturicchio, Botticelli, Domenico dan Benedetto Ghirlandaio, Rosselli, Luca Signorelli, dan Bartolomeo della Gatta.

Selain itu, terdapat fresko-fresko yang lebih kecil di antara jendela-jendela menggambarkan berbagai paus.

Untuk acara-acara seremonial besar, bagian terendah dari dinding samping ditutupi dengan serangkaian permadani yang menggambarkan peristiwa-peristiwa dari Injil dan Kisah Para Rasul. Permadani-permadani ini dirancang oleh Raphael dan ditenun pada tahun 1515–1519 di Brussels.

Karya seni terpenting di Kapel Sistina membuat banyak orang berdecak kagum

Karya seni terpenting dan membuat orang terkagum-kagum adalah fresko karya Michelangelo di langit-langit dan di dinding barat di belakang altar. Fresko-fresko di langit-langit, yang secara kolektif dikenal sebagai Langit-langit Sistina, dipesan oleh Paus Julius II pada 1508. Michelangelo melukisnya pada tahun-tahun dari 1508 hingga 1512.

Baca Juga: Sejarah Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Paus Fransiskus akan Dimakamkan

Fresko-fresko tersebut menggambarkan kejadian-kejadian dan tokoh-tokoh dari Perjanjian Lama. Lukisan dinding Penghakiman Terakhir di dinding barat dilukis oleh Michelangelo untuk Paus Paulus III pada periode 1534 hingga 1541. Kedua lukisan dinding raksasa ini termasuk di antara pencapaian terbesar seni lukis Barat.

Pemandangan utama langit-langit yang menggambarkan Tuhan di antara awan-awan yang berusaha menyentuh jari Adam telah menjadi salah satu gambar yang paling banyak direproduksi sepanjang masa.
Pemandangan utama langit-langit yang menggambarkan Tuhan di antara awan-awan yang berusaha menyentuh jari Adam telah menjadi salah satu gambar yang paling banyak direproduksi sepanjang masa. ( Jörg Bittner Unna/Wikipedia)

Pembersihan dan pemugaran Langit-langit Sistina selama 10 tahun yang diselesaikan pada tahun 1989. Pembersihan dan pemugaran Penghakiman Terakhir diselesaikan pada tahun 1994.

Langit-langit dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa asap dan debu selama berabad-abad. Kotoran tersebut telah mengaburkan lukisan dinding di balik kabut hitam tebal. Larutan dioleskan dengan hati-hati menggunakan penyeka kapas dan, sedikit demi sedikit, membuat mahakarya para maestro cerah kembali.

Tempat diadakannya konklaf, pemilihan Paus baru

Sebagai kapel milik paus, Kapel Sistina merupakan tempat upacara kepausan utama dan digunakan oleh Dewan Kardinal untuk memilih Paus baru.

Di bawah langit-langit Kapel Sistina, para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih Paus baru. Dewan Kardinal memberikan suara beberapa kali hingga Paus terpilih.

Dahulu, para kardinal benar-benar dikurung di Kapel Sistina hingga pemilihan berlangsung. Dilansir dari laman The Sistine Chapel, mengurung kardinal bisa menjadi masalah karena pada abad ke-13, butuh waktu hampir 3 tahun untuk memilih pengganti Paus Klemens IV.

Sekarang, keadaannya berbeda. Para kardinal, setelah pemungutan suara berlangsung di Kapel Sistina, tinggal di Casa di Santa Marta. Tidak jauh Kapel Sistina.

Konklaf setelah kematian Paus Fransiskus akan dimulai pada tanggal 7 Mei 2025 dan berakhir ketika seorang kandidat menerima setidaknya dua pertiga suara.

Konklaf pertama yang diadakan di Kapel Sistina diadakan pada tahun 1492. Dan sejak tahun 1878, tempat ini telah menjadi tempat permanen setiap konklaf.

Selama konklaf dan persiapannya, kapel ini ditutup untuk umum.

Saat konklaf berlangsung, kerumunan umat beriman menunggu di Lapangan Santo Petrus untuk melihat asap: putih atau hitam? Jika berwarna hitam, berarti Paus baru belum terpilih. Bila asap putih muncul dari cerobong asap, artinya seorang Paus baru sudah terpilih.

Dalam hal teknik artistik, karya Michelangelo di Kapel Sistina merupakan langkah maju yang penting dalam pengembangan seni Barat. Karyanya dipelajari oleh para seniman sepanjang abad ke-16 Masehi.

Dalam kurun waktu yang lebih lama dari abad-abad berikutnya, karya Michelangelo telah diapresiasi sebagaimana adanya. “Mahakarya seorang seniman hebat yang berada di puncak kemampuannya,” tulis Mark Cartwright di World History Encyclopedia.

Pemandangan utama langit-langit yang menggambarkan Tuhan di antara awan-awan yang berusaha menyentuh jari Adam telah menjadi salah satu gambar yang paling banyak direproduksi sepanjang masa. Dan tentu saja, Kapel Sistina tetap menjadi salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi di Italia.

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News   https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.