Katakombe Misterius Jadi Cikal Bakal Makam Para Paus Gereja Katolik

By Sysilia Tanhati, Senin, 28 April 2025 | 19:00 WIB
Katakombe misterius ditemukan di Via Appia. Kelak, katakombe itu menjadi tempat persemayaman para Paus Gereja Katolik.
Katakombe misterius ditemukan di Via Appia. Kelak, katakombe itu menjadi tempat persemayaman para Paus Gereja Katolik. (Fallaner/Wikipedia)

Yang paling mengejutkan, Paus Fransiskus menghendaki agar ia dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus. Tidak seperti para pendahulunya, Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Bukit Esquiline. Ia merupakan paus pertama yang dimakamkan di sana sejak 1679.

Basilika Santa Maria Maggiore dibangun pada tahun 432, setahun setelah Konsili Efesus menyatakan Maria sebagai Theotokos (Pembawa Tuhan). Terdapat mosaik yang menakjubkan dari periode itu termasuk di antara representasi Perawan Maria tertua di dunia. Di Balisilika Santa Maria Magiorre juga menjadi rumah bagi ikon Bizantium yang dihormati dan sangat disukai oleh Paus Fransiskus.

Momen-momen sejarah gereja yang lebih modern dan lebih kontroversial juga dibangun dalam struktur basilika. Langit-langit kayu abad ke-16 yang luas ditutupi dengan sebagian emas. Emas tersebut merupakan emas pertama yang dibawa kembali dari Dunia Baru oleh penjelajah Christopher Columbus.

Keterikatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore

Keterikatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore dimulai sejak awal kepausannya. Saat itu, ia memulai tradisi berdoa di sana sebelum dan sesudah setiap perjalanan kerasulannya. Paus Fransiskus juga berdoa untuk perdamaian—yang terbaru, untuk mengakhiri perang di Ukraina, pada tahun 2022. Ia berdoa di hadapan patung Perawan di basilika yang dipesan oleh pendahulunya pada tahun 1918 dan dikenal sebagai Ratu Perdamaian.

Selama satu kunjungan ke gereja tersebut, Paus Fransiskus melihat sebuah pintu yang menarik. Ia pun mendapatkan ide untuk tempat peristirahatan terakhirnya.

“Tepat di balik patung Ratu Perdamaian, terdapat ceruk kecil, pintu yang mengarah ke ruangan tempat lilin-lilin disimpan,” kata Fransiskus dalam buku El Sucesor (Sang Penerus), wawancara panjang dengan jurnalis Javier Martinez-Brocal.

“Saya melihatnya dan berpikir: Inilah tempatnya.”

Dalam wasiat terakhirnya, yang dibacakan dengan khidmat setelah kematiannya, Paus Fransiskus meminta agar ia dimakamkan di tanah, secara sederhana, tanpa hiasan khusus. Makamnya hanya memiliki tulisan nama kepausannya dalam bahasa Latin: Franciscus. “Biaya pemakaman akan ditanggung oleh ‘seorang dermawan’ dan bukan oleh gereja,” ungkap Paus Fransiskus.

Kematian, pemakaman, dan kelahiran kembali merupakan elemen utama dari iman Katolik. Kota Abadi Roma menjadi saksi datang dan perginya kekaisaran, raja, dan paus. Roma juga telah menyaksikan banyak pemakaman kepausan yang unik dan kontroversial (dan, dalam kasus Formosus, penguburan ulang).

Beberapa elemen dari pemakaman Paus Fransiskus mungkin tidak biasa menurut standar kepausan. Namun ia tetap mengikuti jejak tradisi yang sudah ada sejak dua milenium lalu.

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News   https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.