Katakombe Misterius Jadi Cikal Bakal Makam Para Paus Gereja Katolik

By Sysilia Tanhati, Senin, 28 April 2025 | 19:00 WIB
Katakombe misterius ditemukan di Via Appia. Kelak, katakombe itu menjadi tempat persemayaman para Paus Gereja Katolik.
Katakombe misterius ditemukan di Via Appia. Kelak, katakombe itu menjadi tempat persemayaman para Paus Gereja Katolik. (Fallaner/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Roma mungkin adalah Kota Abadi. Namun paus hanyalah manusia biasa. Jenazah dari sebagian besar dari 266 paus dalam sejarah selama 1.961 tahun terakhir dimakamkan di Roma dan Vatikan. Jenazah mereka dimakamkan di lusinan makam, katakombe, dan permakaman di dalam, di bawah, dan di sekitar Kota Abadi.

Yang pertama adalah Petrus, yang memulai hidupnya sebagai seorang nelayan Galilea bernama Simon. Petrus menjadi salah satu murid pertama Yesus Kristus. Menurut tradisi Katolik, Petrus disalibkan pada usia tahun 64 dan dimakamkan di sebuah nekropolis, atau kota orang mati.

“Nekropolis itu berada di luar tembok kota Roma, di seberang Sungai Tiber,” tulis Owen Matthews di laman National Geographic. Sisa-sisa pekuburan itu ditemukan tepat di bawah Basilika Santo Petrus pada tahun 1930-an. Juga bagian lain di bawah tembok Vatikan baru saja dibuka untuk pengunjung.

Grotto Vatican tahun 1964.
Grotto Vatican tahun 1964. (Carlo Fontana/Wikipedia)

Katakombe misterius di bawah Via Appia

Penerus pertama Petrus sebagai uskup Roma adalah para pemimpin kelompok kecil yang dianiaya oleh Kekaisaran Romawi. Mereka dimakamkan secara rahasia di katakombe bawah tanah yang digali di sepanjang Via Appia.

Kompleks makam ini membentang sejauh beberapa kilometer di bawah pedesaan pinggiran kota. Kompleks makam itu gelap, pengap, dan lembap dengan koridor dan anak tangga yang tak berujung menurun semakin dalam. Ribuan ceruk pemakaman telah dibersihkan dari sisa-sisa manusia. Anda bisa membayangkan orang-orang Katolik awal meringkuk untuk hidup mereka di tanah permakaman.

“Hanya dengan cahaya obor saat tentara Romawi mencari korban untuk dieksekusi di arena,” Matthews menambahkan.

Grotto Santo Petrus berisi makam orang-orang paling penting

Kaisar Romawi Konstantinus mendirikan sebuah gereja di atas makam Petrus yang terkenal. Makam itu kemudian dibangun kembali beberapa kali dengan kemegahan yang semakin meningkat. Akhirnya, makam tersebut ditandai oleh Basilika Santo Petrus yang menjulang tinggi karya Michelangelo.

Sebagai gereja utama di dunia Katolik, grotto Santo Petrus merupakan tempat pemakaman paling penting. Tidak hanya bagi lebih dari 90 paus tetapi juga bagi bangsawan Eropa.

Baca Juga: Setelah Wafat, Kenapa Cincin Nelayan Paus Fransiskus Dihancurkan?

Paus Julius II, pelindung Michelangelo, dimakamkan di Santo Petrus, tetapi anehnya makam monumentalnya berada di tempat lain sepenuhnya. Monumen besar, tempat Michelangelo bekerja selama hampir empat dekade, dinilai terlalu megah oleh penerus Julius. Penerusnya kemudian memerintahkan makam dibangun di seberang kota di gereja San Pietro di Vincoli. Namun makam itu tidak berisi penghuninya dan hanya berupa “simbol” belaka.

Namun dari semua jenazah kepausan di Santo Petrus, jenazah Paus Formosus, yang memerintah dari tahun 891-96, memiliki petualangan postmortem terbanyak. 7 bulan setelah kematiannya, penerus Formosus, Stephen VI, memerintahkan agar jasadnya digali. Jasad Formosus kemudian diberi jubah kepausan dan diadili atas tuduhan merebut jabatan kepausan.

Meskipun ada upaya dari seorang diaken yang ditunjuk untuk membela Paus yang telah meninggal itu, Formosus dinyatakan bersalah. Jubah kepausan dilucuti dan diberi kain compang-camping. Tiga jari tangan kanannya, yang pernah digunakannya untuk memberkati, dipotong. “Jasadnya dibuang ke Sungai Tiber,” ungkap Matthews.

Salah satu makam di Grotto Santo Petrus, milik Paus Benediktus XVI. (Inianna/Wikipedia)

Namun jasad mendiang Paus yang malang itu terhanyut ke hilir. Jasad yang tergenang air itu dilaporkan masih melakukan mukjizat. Pemberontakan publik menggulingkan dan memenjarakan Paus Stephen, yang dicekik di penjara pada tahun 897. Di saat yang sama, jasad Formosus dikembalikan ke Basilika Santo Petrus.

Ratu Christina dari Swedia yang diasingkan dan para penggugat takhta Inggris dari keluarga Stuart juga dimakamkan di Basilika Santo Petrus. Ada sejumlah bangsawan dimakamkan di daerah kantong kecil tepat di sebelah basilika yang dikenal sebagai Teutonic Cemetery.

Pengaturan pemakaman Paus Fransiskus yang berbeda dari tradisi pendahulunya

Dan sekarang Paus Fransiskus telah bergabung dengan 265 pendahulunya. Semasa hidupnya, Paus Fransiskus kerap tidak mengikuti beberapa tradisi. Pada pemilihannya sebagai paus pada tahun 2013, ia bersikeras untuk naik bus bersama para kardinal lainnya kembali ke penginapan mereka. Paus Fransiskus juga membayar tagihan penginapannya.

Sang Paus menolak untuk pindah ke apartemen kepausan yang mewah di Istana Apostolik. Alih-alih tinggal di kediaman megah, ia memilih wisma tamu di halaman Vatikan. Paus Fransiskus juga membuka kediaman musim panas kepausan yang megah di Castel Gandolfo di perbukitan selatan Roma untuk umum.

Maka, tidak mengherankan bahwa pengaturan Fransiskus untuk pemakamannya sendiri pun berbeda dengan kebiasaan yang ada. Ia ingin kepergiannya dari Vatikan menjadi sesederhana seperti kedatangannya.

Pemakaman kepausan secara tradisional merupakan urusan kerajaan—secara harfiah. Pasalnya, hingga pertengahan abad ke-19, para Paus Roma juga merupakan raja temporal dari sebagian besar wilayah Italia tengah. Bahkan pendahulu Fransiskus, Paus Benediktus XVI, dimakamkan dalam tiga peti mati dari kayu cemara, timah, dan elm. Peti jenazah Paus Benediktus XVI diisi dengan kantong-kantong koin kepausan untuk setiap tahun pemerintahannya. Jenazahnya dipajang di atas peti jenazah yang ditinggikan di Basilika Santo Petrus.

Tidak ada kemegahan seperti itu bagi Paus Fransiskus. Jenazahnya disemayamkan selama 3 hari di Basilika Santo Petrus dalam peti mati kayu polos yang diletakkan di lantai.

Yang paling mengejutkan, Paus Fransiskus menghendaki agar ia dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus. Tidak seperti para pendahulunya, Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Bukit Esquiline. Ia merupakan paus pertama yang dimakamkan di sana sejak 1679.

Basilika Santa Maria Maggiore dibangun pada tahun 432, setahun setelah Konsili Efesus menyatakan Maria sebagai Theotokos (Pembawa Tuhan). Terdapat mosaik yang menakjubkan dari periode itu termasuk di antara representasi Perawan Maria tertua di dunia. Di Balisilika Santa Maria Magiorre juga menjadi rumah bagi ikon Bizantium yang dihormati dan sangat disukai oleh Paus Fransiskus.

Momen-momen sejarah gereja yang lebih modern dan lebih kontroversial juga dibangun dalam struktur basilika. Langit-langit kayu abad ke-16 yang luas ditutupi dengan sebagian emas. Emas tersebut merupakan emas pertama yang dibawa kembali dari Dunia Baru oleh penjelajah Christopher Columbus.

Keterikatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore

Keterikatan Paus Fransiskus dengan Basilika Santa Maria Maggiore dimulai sejak awal kepausannya. Saat itu, ia memulai tradisi berdoa di sana sebelum dan sesudah setiap perjalanan kerasulannya. Paus Fransiskus juga berdoa untuk perdamaian—yang terbaru, untuk mengakhiri perang di Ukraina, pada tahun 2022. Ia berdoa di hadapan patung Perawan di basilika yang dipesan oleh pendahulunya pada tahun 1918 dan dikenal sebagai Ratu Perdamaian.

Selama satu kunjungan ke gereja tersebut, Paus Fransiskus melihat sebuah pintu yang menarik. Ia pun mendapatkan ide untuk tempat peristirahatan terakhirnya.

“Tepat di balik patung Ratu Perdamaian, terdapat ceruk kecil, pintu yang mengarah ke ruangan tempat lilin-lilin disimpan,” kata Fransiskus dalam buku El Sucesor (Sang Penerus), wawancara panjang dengan jurnalis Javier Martinez-Brocal.

“Saya melihatnya dan berpikir: Inilah tempatnya.”

Dalam wasiat terakhirnya, yang dibacakan dengan khidmat setelah kematiannya, Paus Fransiskus meminta agar ia dimakamkan di tanah, secara sederhana, tanpa hiasan khusus. Makamnya hanya memiliki tulisan nama kepausannya dalam bahasa Latin: Franciscus. “Biaya pemakaman akan ditanggung oleh ‘seorang dermawan’ dan bukan oleh gereja,” ungkap Paus Fransiskus.

Kematian, pemakaman, dan kelahiran kembali merupakan elemen utama dari iman Katolik. Kota Abadi Roma menjadi saksi datang dan perginya kekaisaran, raja, dan paus. Roma juga telah menyaksikan banyak pemakaman kepausan yang unik dan kontroversial (dan, dalam kasus Formosus, penguburan ulang).

Beberapa elemen dari pemakaman Paus Fransiskus mungkin tidak biasa menurut standar kepausan. Namun ia tetap mengikuti jejak tradisi yang sudah ada sejak dua milenium lalu.

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News   https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.