Nationalgeographic.co.id—Beberapa jenis dinosaurus juga pernah tinggal di kutub. Pemandangan seekor dinosaurus melangkah di salju, meninggalkan jejak kaki di atas hamparan salju dan hujan salju turun di bulu-bulu halus di sepanjang punggung dinosaurus benar-benar pernah terjadi jutaan tahun yang lalu.
Kelompok dinosaurus berduri, berbulu, dan berparuh hidup di habitat kutub yang ditandai oleh perubahan musim yang lebih besar dan kegelapan musim dingin yang berkepanjangan. Rahang kecil yang ditemukan dalam catatan batuan kuno Alaska menunjukkan bahwa dinosaurus pernah bersarang di tempat-tempat ini dan tinggal sepanjang tahun.
Pada tahun 2018, para paleontolog menerbitkan sebuah studi yang menjelaskan bagaimana detail mikroskopis pada tulang dinosaurus kutub menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus memperlambat pertumbuhan mereka selama musim dingin yang keras agar bisa bertahan dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Identifikasi spesies-spesies baru yang sedang berlangsung (yang tidak ditemukan di tempat lain) menyoroti bagaimana beberapa dinosaurus beradaptasi dengan kondisi dingin. Setiap temuan ini saling melengkapi untuk menunjukkan betapa luar biasanya fleksibilitas spesies dinosaurus, yang mampu beradaptasi dengan habitat paling ekstrem pada zaman mereka.
Memahami kapan dan di mana dinosaurus kutub hidup membutuhkan sedikit imajinasi geologis. Benua-benua di Bumi selalu bergeser, sehingga iklim di tempat fosil ditemukan dulunya berbeda. Lingkungan yang tercatat dalam lapisan batuan di Australia bagian selatan, misalnya, dulunya terletak lebih jauh ke selatan dan berada di dalam Lingkar Antartika (Arctic Circle) saat dinosaurus hidup subur di sana pada zaman Kapur.
Namun, dengan merekonstruksi teka-teki lempeng tektonik dan melacak lokasi fosil ditemukan, para paleontolog telah menemukan bahwa dinosaurus pernah hidup di dekat kutub utara dan selatan pada waktu yang berbeda.
Dilansir laman Smithsonian Magazine, beberapa dinosaurus kutub tertua ditemukan di antara bebatuan di Dinosaur Cove di Australia selatan. Paleontolog Monash University Patricia Rich mengatakan, lebih dari 110 juta tahun yang lalu, daerah ini adalah hutan hujan beriklim sedang yang ditutupi dengan pakis dan konifer yang tampak lebat yang disebut podocarpus.
Meski dunia pada zaman Kapur sedikit lebih hangat, tanpa lapisan es kutub, musim dingin pada periode tersebut masih bisa keras. Rich mengatakan, "Akan ada es dan salju di musim dingin yang gelap dan berlangsung selama tiga bulan."
Namun, berbagai dinosaurus berkembang biak di sini, termasuk predator kecil berbulu, oviraptor seperti burung beo dan Leaellynasaura, herbivora kecil yang berjalan dengan dua kaki dan memiliki salah satu ekor terpanjang untuk ukuran tubuhnya dari semua dinosaurus.
Cara dinosaurus bertahan di musim dingin
Untuk bertahan hidup di bulan-bulan musim dingin yang paling keras, beberapa dinosaurus mungkin menggali tanah. Ahli paleontologi yang bekerja di lapisan tanah Australia selatan telah menemukan struktur mirip liang dari zaman Leaellynasaura, dan di tempat lain struktur ini sebenarnya berisi dinosaurus herbivora kecil.
Baca Juga: Menulusuri Secara Ilmiah, Mengapa Dinosaurus Dinamai ‘Dinosaurus’?
"Ada kemungkinan dinosaurus menggali sebagai cara untuk menghindari hawa dingin," kata ahli paleontologi Adele Pentland dari Australian Age of Dinosaurs Museum of Natural History.
Sementara itu, ahli paleontologi Monash University Steve Poropat menambahkan, "Bukti paling jelas yang kita miliki tentang adaptasi kutub, atau tidak, adalah komposisi fauna."
Poropat mencatat theropoda, ornithopods, ankylosaur ditemukan di banyak situs di seluruh Victoria, merujuk pada negara bagian di Australia tenggara.
Jenis dinosaurus ini dapat bertahan hidup di bulan-bulan yang dingin dan gelap. Tetapi dinosaurus berleher panjang, pemakan tumbuhan yang disebut sauropoda yang hidup pada waktu yang sama hilang dari situs yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak dapat bertahan hidup atau beradaptasi dengan lingkungan yang lebih dingin.
Lingkar Antartika bukan satu-satunya tempat yang dihuni dinosaurus yang beradaptasi dengan suhu dingin. Batuan berusia 70 juta tahun di Prince Creek Formation Alaska berisi fosil dinosaurus bertanduk, tyrannosaurus, dinosaurus berparuh bebek, raptor, dan banyak lagi yang hidup di Lingkar Arktik.
Dinosaurus ini mulai menarik perhatian peneliti selama tahun 1980-an. Mereka menghadirkan beberapa tantangan terhadap apa yang dipikirkan ahli paleontologi tentang kehidupan dinosaurus.
“Ketika dinosaurus pertama kali ditemukan di Kutub Utara, mereka menghadirkan beberapa masalah serius pada pemahaman kita tentang fisiologi dinosaurus,” kata ahli paleontologi Perot Museum of Nature and Science, Tony Fiorillo. Meskipun para ahli paleontologi menganggap bahwa dinosaurus mungkin memiliki suhu tubuh yang hangat, dinginnya cuaca di Kutub Utara dianggap terlalu ekstrem bagi mereka.
Beberapa ahli menduga bahwa dinosaurus mungkin bermigrasi, mirip seperti rusa kutub di zaman sekarang, yang tidak bermigrasi terlalu jauh ke utara atau selatan. Namun, berbagai bukti menunjukkan bahwa dinosaurus tetap tinggal di habitat aslinya selama musim dingin.
Fiorillo dan rekan-rekannya bahkan menemukan tulang rahang dari anak raptor yang masih sangat muda, bukti bahwa dinosaurus membuat sarang dan berkembang biak di daerah itu, bukan hanya lewat sesaat.
Saat Prince Creek Formation mulai terbentuk, daerah itu mirip dengan sekarang, yakni dataran pesisir yang didominasi pohon-pohon konifer dan tanaman berbunga yang tumbuh rendah. Meskipun secara keseluruhan lebih hangat dibanding tempat yang sama sekarang, musim dinginnya tetap cukup dingin untuk turun salju.
Dinosaurus di Alaska
Baca Juga: Bukan T.rex, Terungkap Siapa Sebenarnya Dinosaurus Tercepat
Dinosaurus di Alaska menghadapi tantangan yang mirip dengan dinosaurus di wilayah lain, seperti perubahan musim yang lebih ekstrem dan berbulan-bulan dalam kegelapan. Tapi, bukti dari tulang mereka menunjukkan bahwa dinosaurus ini tetap tinggal sepanjang tahun.
Seperti kerabat mereka di tempat lain, dinosaurus kutub tumbuh dengan cepat saat masih muda, lalu mengalami pola pertumbuhan yang lambat dan terputus-putus saat dewasa. Ini berarti mereka secara alami sudah terbiasa bertahan hidup dengan makanan yang lebih sedikit selama musim dingin, lalu kembali tumbuh cepat di musim panas yang subur. Meskipun musim dingin cukup dingin, tanahnya tidak membeku, sehingga masih ada cukup tumbuhan untuk mendukung ekosistem dinosaurus yang menetap.
Mungkin tidak ada satu cara pasti bagaimana dinosaurus menyesuaikan diri dengan kehidupan yang keras di wilayah kutub. Tyrannosaurus lokal di Prince Creek Formation bukanlah spesies yang dikenal di tempat lain, melainkan predator unik dan lebih kecil (seukuran beruang kutub) yang diberi nama Nanuqsaurus oleh Fiorillo dan timnya.
Ukuran tubuh dinosaurus ini yang lebih kecil, begitu juga spesies bertanduk bernama Pachyrhinosaurus yang juga lebih kecil dibanding kerabatnya di daerah lain, menunjukkan bahwa beberapa dinosaurus yang biasanya tumbuh besar mungkin menyusut agar bisa bertahan hidup dengan makanan yang lebih sedikit di lingkungan dingin Alaska kuno.
Namun, beberapa dinosaurus kutub justru berkembang dengan sangat baik. Salah satu contohnya adalah Troodon, kerabat raptor berbulu dengan panjang delapan kaki dan mata besar.
Meskipun jarang ditemukan di tempat lain, kata Fiorillo, "dinosaurus theropoda ini (Troodon) justru sangat banyak ditemukan di sini." Ukuran matanya yang besar mungkin memberinya keuntungan, terutama selama bulan-bulan gelap (saerah kutub).
Gambaran tentang dinosaurus kutub masih tergolong baru. Menentukan spesies mana yang hidup di daerah dingin adalah bagian dari proses tersebut. Beberapa, seperti Nanuqsaurus yang baru dinamai pada 2014, merupakan penemuan baru.
Sementara yang lain ternyata adalah spesies yang sudah dikenal, misalnya, seekor dinosaurus berparuh bebek yang sebelumnya dikira spesies baru ternyata adalah Edmontosaurus, hadrosaurus yang memang hidup di banyak tempat.
Menurut Fiorillo, ceritanya justru makin menarik saat tahu bahwa ada dinosaurus Arktik yang jadi spesialis di wilayah utara kuno, dan ada juga yang jadi generalis yang mampu bertahan di berbagai kondisi lingkungan.
Baca Juga: Punya Nama Mirip, Apa yang Membedakan Dinosaurus dan Nondinosaurus Seperti Pterosaurus?
---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.