Mutasi Genetik Langka, Sebagian Orang Cukup Tidur 4 Jam Setiap Harinya

By Ricky Jenihansen, Minggu, 25 Mei 2025 | 08:00 WIB
Ilustrasi tidur. Sebuah mutasi genetik baru yang ditemukan, SIK3-N783Y, memungkinkan sebagian orang untuk merasa segar dan berenergi hanya dengan tidur empat hingga enam jam per malam.
Ilustrasi tidur. Sebuah mutasi genetik baru yang ditemukan, SIK3-N783Y, memungkinkan sebagian orang untuk merasa segar dan berenergi hanya dengan tidur empat hingga enam jam per malam. (Pixabay)

Temuan ini menunjukkan bahwa gen Sik3 bisa menjadi target terapi potensial dalam pengembangan metode untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas tidur di masa depan. Apakah Anda termasuk yang merasa cukup tidur hanya dengan 4 jam? Mungkin gen Anda menyimpan rahasia menarik.

Benarkah Kita Harus Tidur 8 Jam Sehari? Ini Kata Ahli Tidur

Aturan delapan jam tidur yang selama ini dipercaya banyak orang ternyata lebih menyerupai mitos medis, ungkap Dr. Shelby Harris, psikolog klinis yang juga direktur kesehatan tidur di Sleepopolis.

“Bukan berarti semua orang harus tidur delapan jam. Yang benar, kebanyakan orang butuh antara tujuh hingga sembilan jam. Dari sanalah angka delapan jam itu berasal,” jelasnya kepada TODAY.com.

Menurut American Academy of Sleep Medicine, orang dewasa yang sehat disarankan tidur setidaknya tujuh jam per malam secara rutin untuk menjaga kesehatan optimal. Jadi, bagi kebanyakan orang, delapan jam memang cukup—tetapi tidak wajib untuk semua.

Kebutuhan tidur seseorang bisa berbeda tergantung usia, kondisi kesehatan, hingga kebiasaan sehari-hari. Anak-anak, misalnya, membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih lama dibandingkan orang dewasa. Rekomendasi waktu tidur yang ideal dibuat berdasarkan studi populasi besar tentang berapa jam tidur yang dibutuhkan agar seseorang bisa berfungsi dengan baik keesokan harinya.

“Setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang unik,” kata Dr. Molly Atwood, asisten profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Johns Hopkins Medicine. “Ada orang yang hanya butuh enam setengah jam tidur setiap malam, tapi ada juga yang perlu lebih dari sembilan jam agar bisa merasa segar dan fokus.”

Kualitas tidur yang baik dan jadwal tidur yang konsisten—tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari—juga memainkan peran penting.

Selama tidur, tubuh kita melalui empat tahap tidur yang terbagi dalam dua kategori: REM (rapid eye movement) dan non-REM.

Menurut Dr. Andrew Varga, ahli saraf dan dokter di Mount Sinai Integrative Sleep Center, sebagian besar orang mengalami tiga hingga lima siklus tidur setiap malam, dan durasi tidur REM semakin lama seiring berjalannya malam. Ini yang disebut sebagai “arsitektur tidur”.

Gangguan pada arsitektur tidur dapat menurunkan kualitas tidur dan berujung pada kurang tidur. Berbagai faktor seperti insomnia, sleep apnea, stres, dan kondisi medis tertentu bisa memengaruhi kualitas tidur secara signifikan.

Meski tujuh jam sudah cukup bagi sebagian besar orang dewasa, tidur kurang dari itu secara rutin bisa menimbulkan masalah kesehatan.

“Hubungan antara durasi tidur dan risiko penyakit atau kematian sudah banyak diteliti,” ujar Atwood. “Dan umumnya, ketika tidur kurang dari enam atau tujuh jam per malam, risiko masalah kesehatan akan meningkat secara signifikan.”

---Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News   https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.