Apa Makna Rahang Babi dalam Ritual Pemakaman Prajurit Romawi?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 28 Mei 2025 | 14:00 WIB
Kuburan yang berisi rahang babi ditemukan di bekas kamp prajurit romawi. Untuk apa babi-babi itu? Apakah merupakan sisa konsumsi para prajurit?
Kuburan yang berisi rahang babi ditemukan di bekas kamp prajurit romawi. Untuk apa babi-babi itu? Apakah merupakan sisa konsumsi para prajurit? (Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Di bawah bayang-bayang Tel Megiddo, ada bekas kamp militer Romawi di pusat perbatasan timur Kekaisaran Romawi. Para arkeolog menemukan lubang rahang babi di sirus itu. Rahang babi yang ada di tempat itu menjadi penemuan arkeologi yang luar biasa di bekas kamp itu.

Apa fungsi rahang babi itu? Apakah para prajurit Kekaisaran Romawi menyantapnya? Alih-alih menjadi santapan, rahang babi menjadi salah satu faktor penting dalam ritual Romawi.

Ternyata, penemuan rahang babi itu mengungkap bukti fisik yang kuat dari praktik pemakaman Romawi yang unik. Sebelum ditemukan, informasi tentang rahang babi dan ritual hanya ditunjukkan oleh tulisan-tulisan klasik.

Penemuan rahang babi di lahan permakaman Romawi

Legio merupakan pangkalan permanen Legio VI Ferrata selama awal abad ke-2 hingga akhir abad ke-3 Masehi. Di situs itu, para arkeolog menemukan lubang rahang babi – yang sengaja dibuang di dekat lahan permakaman Romawi.

Penemuan ini mungkin merupakan bukti arkeologi pertama di provinsi-provinsi Romawi timur tentang pengurbanan babi untuk pemakaman. Informasi ini kerap disebutkan oleh para penulis seperti Varro dan Pliny the Elder. Konon, pengurbanan babi merupakan sebuah ritual rumit yang dimaksudkan untuk membersihkan kuburan. “Selain itu, juga memberi penghormatan kepada prajurit yang tewas,” tulis Sahir di laman Ancient Origins.

Temuan ini menjadi subjek studi baru yang diterbitkan di ‘Atiqot dengan tajuk “Pig Sacrifice and Feasting in Roman Funerary Practices: A Case Study of the Roman Legionary Cemetery at Legio”.

Lubang penuh sisa-sisa babi di kamp militer

Legio VI Ferrata, pasukan legiun yang awalnya didirikan pada akhir Republik, ditempatkan secara permanen di dekat Tel Megiddo. Mereka ditempatkan di sana dari sekitar tahun 117 hingga 300 M.

Pangkalan tersebut merupakan salah satu pangkalan militer Romawi terpenting di daerah tersebut. Kamp itu mampu menampung lebih dari 5.000 pasukan dan bertindak sebagai benteng strategis di sepanjang batas timur Kekaisaran Romawi.

Penggalian di Legio telah mengungkap ciri khas perkemahan legiun Romawi—barak, bengkel, kuburan, dan tembok pertahanan. Namun, penemuan baru-baru ini berupa lubang dangkal dengan hanya sisa-sisa bagian tubuh tertentu dari babi. Para arkeolog menemukan rahang dan gigi dari sedikitnya 13 babi domestik.

Lubang berisi rahang babi menjadi bukti awal dari pengurbanan babi yang hanya menggunakan rahang di permakaman tentara Romawi di provinsi timur. (Perry-Gal et al.,)