Kameo Jurassic World, Kisah Spinosaurus yang Jadi Misteri Abadi

By Sysilia Tanhati, Jumat, 6 Juni 2025 | 20:00 WIB
Penampilan spinosaurus di Jurassic World memicu kontroversi tentang dinosaurus yang sangat aneh ini. Apakah spinosaurus memang bisa menyelam?
Penampilan spinosaurus di Jurassic World memicu kontroversi tentang dinosaurus yang sangat aneh ini. Apakah spinosaurus memang bisa menyelam? (Mike Bowler/Wikipedia)

Ibrahim mendaki lereng yang sangat curam ini, naik turun lagi. Jam demi jam berlalu, bensin mulai menipis dan ia bertanya-tanya apakah mereka bisa keluar lagi.

Namun, perjalanan itu sepadan. Lapisan Kem Kem ternyata menyimpan banyak fosil yang mengungkap kejutan baru tentang spinosaurus.

Kehidupan akuatik

Ibrahim dan rekan-rekannya memaparkan analisis mereka terhadap tulang-tulang spinosaurus dalam sebuah studi tahun 2014 di Science. Studi itu bertajuk “Semiaquatic adaptations in a giant predatory dinosaur”.

Material Spinosaurus baru cukup menarik, setelah jeda selama seabad. Namun, yang benar-benar menjadi berita utama adalah dugaan tim bahwa makhluk itu mungkin sebagian besar akuatik.

Air hampir pasti ada di dekatnya. Sahara yang gersang dan berangin saat ini jauh lebih basah di masa lalu. Sekitar 100 juta tahun yang lalu, permukaan laut rata-rata Bumi sekitar 200 meter lebih tinggi daripada saat ini. Jadi, memunculkan laut pedalaman dan jalur air yang luas.

Amerika Utara terbagi dua oleh Western Interior Seaway, yang membentang dari Meksiko hingga Kanada. Di seberang Samudra Atlantik, Afrika bagian barat terbagi oleh Trans-Saharan Seaway, yang meliputi sebagian besar Aljazair, Mali, dan Niger.

Analisis kimia terhadap gigi yang ditemukan sebelumnya menunjukkan bahwa spinosaurus memakan banyak ikan. Ibrahim dan timnya menguraikan berbagai bukti baru yang menurut mereka mengarah pada gaya hidup akuatik. Tulang tungkai Spinosaurus padat, seperti tulang penguin atau manatee, hewan yang berevolusi menjadi penghuni air. Tulang padat seperti itu membantu hewan-hewan tersebut mengendalikan daya apungnya.

Spinosaurus juga memiliki tulang pinggul yang lebih kecil daripada dinosaurus predator besar lainnya. Bersama dengan tungkai belakang yang pendek dan berotot (pada saat itu, belum ada tungkai depan yang ditemukan atau dideskripsikan). Ciri-ciri ini menunjukkan bahwa spinosaurus sebenarnya tidak bipedal, seperti dinosaurus karnivora lainnya. Namun mereka menggunakan keempat tungkai untuk bergerak, seperti yang mungkin diperlukan di dalam air.

Adaptasi akuatik lainnya yang mungkin termasuk gigi berbentuk kerucut, yang akan sangat mahir menangkap ikan yang licin. Serta posisi lubang hidungnya, jauh di belakang ujung moncong. Posisi hidung itu dapat membantu spinosaurus bernapas dengan mudah saat berenang.

Selama beberapa tahun berikutnya, Ibrahim berkali-kali kembali ke situs Kem Kem. Pada tahun 2020, ia mengumumkan penemuan lain yang menjadi berita utama: ekor yang hampir lengkap. Sesuai dengan namanya, ekor itu sangat aneh, panjangnya hampir sama dengan tubuh makhluk itu. Ekor itu dilengkapi dengan serangkaian duri tinggi yang membentuk sirip ekor.

Dan bagi Ibrahim dan rekan-rekannya, ekor itu membantu menyempurnakan gambaran yang mereka bangun. Mereka menggambarkan tentang dinosaurus yang secara khusus beradaptasi untuk menghabiskan waktunya di air. Ekor itu ideal untuk propulsi air, mereka melaporkan dalam sebuah studi tahun 2020 di Nature. Studi itu bertajuk “Tail-propelled aquatic locomotion in a theropod dinosaur.