Kameo Jurassic World, Kisah Spinosaurus yang Jadi Misteri Abadi

By Sysilia Tanhati, Jumat, 6 Juni 2025 | 20:00 WIB
Penampilan spinosaurus di Jurassic World memicu kontroversi tentang dinosaurus yang sangat aneh ini. Apakah spinosaurus memang bisa menyelam?
Penampilan spinosaurus di Jurassic World memicu kontroversi tentang dinosaurus yang sangat aneh ini. Apakah spinosaurus memang bisa menyelam? (Mike Bowler/Wikipedia)

Secara mengejutkan, ekor itu memungkinkan berbagai gerakan, seperti gerakan berayun ke samping. Versi robotik dari ekor tersebut, yang diuji di tangki air, mengungguli ekor tiruan dinosaurus lain dalam hal propulsi. Serta mendekati kinerja ekor perenang semiakuatik seperti buaya.

Tim menyimpulkan jika spinosaurus menggunakan ekornya untuk membelah air dengan kuat. Dinosaurus ini berenang secara aktif untuk mengejar mangsanya. Singkatnya, ia adalah monster air, bukan teror daratan.

Sketsa artistik dari versi spinosaurus ini bahkan lebih condong ke gagasan gaya hidup berair. Dinosaurus tersebut digambarkan mengejar mangsa di bawah air, rahangnya menyambar, kakinya mengayuh. Ekornya yang panjang dengan kuat mengiris ke samping untuk mendorongnya ke depan. Publik menyukai versi spinosaurus ini: Ia menarik, menyenangkan, dan dinamis.

Namun, bagi beberapa ahli paleontologi, visi ini agak berlebihan.

Perdebatan para ahli paleontologi

Jurnal tentang ekor yang dibuat oleh Ibrahim dianggap terlalu berlebihan oleh Holtz dan ahli paleontologi vertebrata David Hone. Keduanya pun menulis tanggapan cepat terhadap hal tersebut pada tahun 2021. Bukti yang ada meyakinkan tetapi jauh dari kata konklusif, tulis mereka di Palaeontologia Electronica. Tentu saja, spinosaurus mungkin semiakuatik, hidup di dekat dan berburu di dalam air. Namun tidak ada cukup bukti bahwa spinosaurus mampu berenang atau mengejar mangsa di dalam air.

Sebaliknya, mereka mengusulkan bahwa dinosaurus tersebut lebih mirip burung bangau alih-alih buaya. Menurut Holtz dan Hone, spinosaurus mengarungi air dan memancing dari garis pantai atau dari perairan dangkal. Mengenai layar yang tinggi dan ekor berbentuk dayung, itu bukanlah adaptasi untuk berenang. Namun merupakan pertunjukan flamboyan untuk kawin atau perilaku sosial lainnya, kata mereka.

Sereno juga skeptis bahwa spinosaurus bisa berenang. Dalam studi terpisah, ia dan rekan penulisnya memeriksa ulang daya apung spinosaurus. Ia menggunakan model kerangka dan daging berdasarkan fosil dan otot yang disisipkan.

Plat I di Stromer (1915) menunjukkan elemen holotipe S. aegyptiacus (Ernst Stromer/Wikipedia)

Tulang yang padat, dengan sendirinya, belum tentu menunjukkan bahwa seekor hewan bisa berenang. Kuda nil juga memiliki tulang yang padat, tetapi mereka berjalan di dasar sungai atau danau. Bagaimanapun, kata Sereno, pemeriksaan mereka terhadap tulang spinosaurus menunjukkan bahwa tulang tersebut sebenarnya tidak sepadat yang diperkirakan.

“Kami menulis bantahan yang panjang,” kata Sereno. Tulangnya memang padat, tetapi juga mengandung kantong udara yang signifikan. Dan meskipun tungkai belakangnya padat, ukurannya relatif kecil. Sehingga mengurangi efektivitasnya sebagai pemberat atau pengendali daya apung.

Model tersebut, yang dilaporkan tim Sereno tahun 2022 di eLife, menunjukkan hewan yang berjalan dengan dua kaki di darat. Spinosaurus tidak stabil dan lambat di air, serta terlalu terapung untuk bisa menyelam.