"Di zaman Ratu Victoria berkuasa (abad 19), banyak keluarga yang mendatangi TPU, mereka akan membawa keluarga dan teman-teman, mengunjungi makam sanak keluarga dan menikmati suasana di TPU tersebut." katanya.
Baca juga:
Kini Pemakaman Kota Jadi Surga Bagi Satwa Liar dari Hutan Belantara
Dia sekarang menganjurkan warga untuk kembali melakukan hal yang sama.
Dengan itu, sekarang TPU yang baru dibangun, dibuat untuk mengenang mereka yang suda meninggal dengan suasana taman, dan makam tidak lagi ditandai dengan batu nisan yang besar.
"Kami pernah melakukan kremasi dan abunya dimasukkan ke dalam kontainer plastik." kata Weatherill.
"Sekarang kami bisa mencampur abu dengan tanah dan kemudian ditanam di bawah pohon."
"Dari situ, pohon akan tumbuh dan memberi kesan bahwa orang yang sudah meninggal tersebut tumbuh lagi bersama pohon."
Menurut Bernard Salt, direktur pelaksana Demographics Group pembuatan taman pemakaman umm yang baru sekarang paling tidak di Australia sudah beralih dari pandangan bahwa TPU adalah tempat untuk menguburkan mereka yang meninggal.
"Perilaku kita terhadap kematian dan mengenang mereka yang meninggal sudah berubah." katanya.
Baca juga:
Arkeolog Temukan Pemakaman Muslim Tertua di Eropa
Salt mengatakan lebih banyak orang sekarang yang lebih memperhatikan proses pemakanan, memilih peti mati yang lebih ramah lingkungan, dan upacara yang tidak melibatkan gereja.
Dia mengatakan perubahan itu konsisten dengan nilai-nilai kehidupan modern dan orang ingin dikenang dari sesama mereka hidup.
"Orang ingin suasana lebih santai, kurang menakutkan dan melibatkan sebanyak mungkin orang."