Berasal Dari Tempat yang Sama, Apakah Magma dan Lava Berbeda?

By Citra Anastasia, Rabu, 9 Mei 2018 | 17:00 WIB
Lava dari gunung berapi Hawaii cenderung relatif meler karena kandungan silika yang lebih rendah. (Geological Survey)

Gunung api Kilauea di Hawaii terus meletus dengan aliran lava seperti sirup. Sementara itu, Gunung Merapi di Indonesia juga mulai menunjukkan letusan yang tidak freatik.

Ketika peristiwa ini menjadi berita utama di berbagai media, sebuah pertanyaan muncul, "Apakah magma dan lava berbeda?"

Perbedaan antara magma dan lava adalah mengenai letaknya. Ketika ahli geologi merujuk pada magma, maka mereka berbicara mengenai batuan cair yang masih terperangkap di bawah tanah.

Jika batuan cair ini naik ke atas permukaan tanah, maka ia disebut sebagai lava.

Baca juga: Foto-foto Memukau Aliran Lava Dilihat dari Udara, Darat, dan Laut

Magma memiliki komposisi kimia yang bervariasi, yang membuat mereka — gunung berapi yang mengandung mereka — memiliki sifat yang berbeda.

berdasarkan komposisinya, magma terbagi atas dua jenis, yaitu magma mafik dan magma silika. Magma mafik seperti di Hawaii, terbentuk ketika kerak yang membentuk dasar lautan mencair.

Magma jenis ini mengandung 47 hingga 63 persen silika, mineral yang membentuk kaca dan kuarsa. Magma mafik memiliki karakteristik cukup cair, dengan viskositas — pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan mulai dari molase hingga selai kacang.

Mafik merupakan jenis magma terpanas. Suhu magma mafik mencapai 1.800 hingga 2.200 derajat Fahrenheit, atau mencapai 1204 derajat Celcius.

Baca juga: Kelompok Manusia Purba yang Berhasil Selamat Dari Letusan Gunung Berapi

Berbeda dengan magma mafik, magma silika terbentuk ketika kerak benua meleleh. Secara visual, bagi banyak orang, magma silika terlihat lebih menarik daripada magma mafik.

Rhyolite, jenis magma dengan kandungan silika yang sangat kaya dapat mencapai 1.500 derajat Fahrenheit atau 815 derajat Celcius.