Pasalnya, galur tertua yang ditemukan itu ternyata juga ditemukan pada tupai merah modern. Temuan itu mendukung hipotesis bahwa tupai serta perdagangan bulu tupai merupakan faktor penyebaran lepra di antara manusia di Eropa selama periode abad pertengahan.
"Dinamika transmisi M leprae sepanjang sejarah manusia tidak sepenuhnya terselesaikan. Keterkaitan antara karakteristik dan geografi galur kuno merupakan hal yang penting untuk menentukan asal kusta," kata Verena Schuenemann dari University of Zurich.
"Meski kami memiliki beberapa catatan tertulis mengenai kasus lepra, belum satu pun yang telah dikonfirmasi pada tingkat molekuler," tambahnya.
Banyaknya genom kuno dalam penelitian ini telah menghasilkan beberapa hal baru, di antaranya mengenai usia penyakit lepra itu sendiri yang setidaknya sudah berusia ribuan tahun.
Kedepannya, para peneliti berharap akan mendapatkan lebih banyak genom kuno lainnya untuk melengkapi penelitian mereka.
"Memiliki lebih banyak genom kuno dalam analisis data akan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat. Dan tentunya kita berharap menemukan kasus kusta yang lebih tua dari studi saat ini," pungkas Krause.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bukan dari China, Kusta Terbukti Berasal dan Menyebar dari Tanah Eropa".