Analisis DNA Kuno Ungkap Tiga Gelombang Migrasi Besar di Asia Tenggara

By Lutfi Fauziah, Jumat, 18 Mei 2018 | 11:37 WIB
Sebuah patung menampilkan wajah Homo floresiensis, manusia purba yang hidup di Flores, Indonesia, sekitar 12.000 tahun silam. (B CHRISTOPHER, ALAMY)

Baca juga:

Lempeng Tanah Liat Berusia 3.250 Tahun Ungkap Lokasi Kota Kuno Mardama

Identifikasi tiga populasi leluhur—pemburu-pengumpul, petani awal, dan migran Zaman Perunggu—juga menggemakan pola yang pertama kali terungkap pada studi DNA kuno orang Eropa, tapi dengan satu perbedaan besar: Banyak keragaman leluhur di Eropa telah memudar seiring waktu ketika populasi berbaur, sementara populasi Asia Tenggara memiliki variasi yang jauh lebih banyak.

“Orang-orang yang hampir keturunan langsung dari masing-masing populasi masih tinggal di wilayah Asia Tenggara saat ini, termasuk orang-orang keturunan pemburu-pengumpul yang banyak tinggal di Thailand, Malaysia, Filipina, dan Kepulauan Andaman,” kata David Reich, rekan penulis studi yang merupakan profesor genetika di HMS.

“Sementara di Eropa, tidak ada penduduk saat ini yang memiliki  lebih dari potongan kecil DNA dari leluhur pemburu-pengumpul Eropa,” tambahnya.

Menurut hipotesis Reich, tingginya keragaman genetika di Asia Tenggara saat ini sebagian bisa dijelaskan oleh fakta bahwa petani datang jauh lebih baru (sekitar 4.500 tahun silam) dibandingkan dengan Eropa (sekitar 8.000 tahun lalu).  Hal ini menyebabkan populasi di Asia Tenggara memiliki waktu lebih sedikit untuk berbaur dan meratakan variasi genetic.

Di luar dugaan, terdapat implikasi linguistik yang muncul pada hasil analisis terhadap nenek moyang penduduk Indonesia bagian barat.

“Bukti-bukti menunjukkan bahwa petani awal di Indonesia barat cenderung berbicara bahasa Austroasiatik ketimbang bahasa Austronesia yang saat ini digunakan,” ujar Reich. “Dengan demikian, bahasa Austronesia kemungkinan datang lebih lambat.”

“Sampel-sampel tambahan dari Indonesia barat sebelum dan sesudah 4.000 tahun lalu tentu dapat menjelaskan lebih lanjut,” pungkasnya.