Menurut laporan BBC, diduga ada sembilan orang di India Selatan yang tewas akibat wabah virus Nipah.
Nipah sendiri merupakan virus langka yang belum ditemukan obatnya. Peneliti menemukan fakta bahwa virus tersebut bisa tersebar dari kelelawar ke spesies lainnya -- termasuk manusia -- dalam 20 tahun terakhir.
Penyakit ini sangat mematikan dan bisa ditularkan dari manusia ke manusia. Virus Nipah telah membunuh 40-70% orang yang terinfeksi saat wabah merajalela.
Baca juga: Temuan Baru Buktikan Kusta Berasal dan Menyebar dari Tanah Eropa
Statistik ini menunjukkan bahwa Nipah berpotensi menimbulkan epidemi mematikan. Itulah sebabnya WHO mengategorikan Nipah sebagai prioritas penelitian, selain Ebola dan SARS.
Dari sembilan korban meninggal di kota Kozhikode, Kerala, India, tiga diantaranya positif terkena virus Nipah. Sementara keenam jenazah lainnya masih diteliti.
Selain itu, lebih dari 25 warga dirawat di rumah sakit – diduga karena terinfeksi virus Nipah.
Virus yang belum banyak diketahui
Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada 1998. Saat itu, 265 orang terinfeksi penyakit aneh yang menyebabkan peradangan otak. Kondisi tersebut terjadi setelah mereka melakukan kontak dengan babi atau orang-orang sakit.
Pada wabah tersebut, 105 orang tewas, dan tingkat kematiannya sekitar 40%.
Sejak saat itu, muncul beberapa ‘wabah kecil’ di India dan Bangladesh dengan total 280 infeksi dan 211 korban meninggal. Tingkat kematiannya mencapai 75%.
Saat infeksi pertama berpindah dari babi ke manusia, pemerintah membunuh lebih dari jutaan babi untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut.
Namun, bagaimana pun juga, menurut para peneliti, beberapa spesies kelelawar buah menjadi inang alami dari virus Nipah. Dalam beberapa kasus, manusia terinfeksi virus setelah minum getah pohon kurma yang mungkin telah terkontaminasi kelelawar.
BBC melaporkan, mangga dengan bekas gigitan kelelawar ditemukan di rumah tiga pasien yang meninggal di India.
Gejala
Gejala infeksi virus Nipah bervariasi, tergantung pada wabah. Beberapa pasien mengalami demam dan sakit kepala, lalu merasa lelah dan linglung. Pasien lainnya menunjukkan masalah pernapasan seperti flu. Juga ada yang mengalami koma, satu hingga dua hari.
Pasien yang berhasil selamat dari virus ini, akan memiliki masalah kesehatan jangka panjang – termasuk perubahan perilaku dan sering mengalami kejang.
Baca juga: Peneliti: Jahe Bisa Bantu Menyembuhkan Mual dan Muntah-muntah
Pada beberapa kasus, virus Nipah dapat aktif kembali, meskipun paparannya terjadi beberapa tahun lalu. Efeknya sama: penyakit radang otak hingga kematian.
Kontak dekat dengan hewan atau orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ini. Diketahui bahwa satu korban meninggal di India merupakan seorang suster yang sedang bertugas merawat pasien terinfeksi.
Untuk saat ini, prioritas peneliti mengidentifikasi sisa kasus virus Nipah untuk memastikan agar penyakit tersebut tidak terus menyebar.