Para peneliti mengatakan, Bumi merupakan perairan kuno pada 2,4 miliar tahun lalu. Tak lama kemudian, daratan naik dari laut dan mengubah dunia.
Sebelum peristiwa tersebut, Bumi memiliki lapisan yang lembut sehingga tidak mampu menopang pegunungan. Namun, saat lapisan tersebut membeku, daratan mulai muncul, dan iklim planet serta kemampuannya untuk mendukung kehidupan yang kompleks berubah.
Tumbukan tanah yang muncul dari lautan, pertama-tama menciptakan pegunungan dan dataran tinggi.
Sekitar 2,7 miliar tahun lalu, Bumi membentuk benua besar pertamanya, Kenorland.
Baca juga: Hutan Araucaria, 'Fosil Hidup' yang Ditanam Manusia Kuno Amerika
Awalnya, para peneliti mengira bahwa daratan muncul secara bertahap antara 1,1 hingga 3,5 miliar tahun yang lalu. Namun, penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nature ini, menunjukkan bahwa peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba.
Saat daratan baru terbentuk, suhu permukaan lebih panas beberapa puluh derajat dari sekarang. Pada saat itu, perubahan dramatis pada iklim memengaruhi kehidupan Bumi.
Bakteri sederhana yang hanya tumbuh di air, digantikan oleh alga, tanaman, dan jamur yang lebih kompleks.
Paparan daratan baru terhadap pelapukan juga memicu gas rumah kaca seperti karbondioksida. Terganggunya keseimbangan radiasi Bumi menyebabkan serangkaian episode zaman es antara 2,4 hingga 2,2 juta miliar tahun lalu.
Permukaan cerah yang muncul karena pembentukan daratan baru, memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa. Ini menciptakan tambahan putaran pada keseimbangan radiasi gas rumah kaca dan perubahan iklim.
“Kami menduga, saat benua besar muncul, cahaya akan dipantulkan kembali ke angkasa dan memulai zaman es. Bumi memiliki salju pertamanya,” kata dr. Ilya Bindeman, pemimpin penelitian dari University of Oregon.