Dengan menganalisis lebih dari 1.000 fosil, ilmuwan menemukan bunga yang mungkin bisa disebut bunga pertama di dunia, bernama Montesechia vidalii.
Penemuan yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tersebut berpotensi mengubah pandangan manusia tentang evolusi bunga di Bumi.
"Ini karena bunga tersebut begitu tua dan merupakan tumbuhan akuatik sejati (hidup di air)," tulis David Dilcher, pakar tumbuhan purba dari Indiana University, dalam publikasinya.
Perkembangan bunga sebagai bagian dari tumbuhan sebenarnya relatif baru secara evolusi. Bunga tampak sebagai sistem yang kompleks, terdiri dari kelopak mahkota dan sel kelamin. Namun, kompleksitas itu nyatanya membantu tumbuhan menyebar.
Kemunculan dan maraknya tumbuhan berbunga atau angiosperma pada masa lalu hingga kini menjadi misteri. Para ahli evolusi dan botani bertanya-tanya mengenai prosesnya.
Walau demikian, menjawab proses maraknya angiosperma akan sulit tanpa tahu bunga pertama yang muncul di Bumi dan wujudnya serta perubahan penampakan bunga dari waktu ke waktu.
Sementara itu, menemukan bunga pertama merupakan sesuatu yang cukup sulit. Meski hal-hal genetik dan molekuler sudah berkembang, upaya pencarian bunga pertama di muka Bumi masih bergantung pada fosil.
Sekitar sepuluh tahun lalu, Dilcher dan rekannya menemukan fosil bunga di Tiongkok yang kemudian dinamai Archaefructus. Kala itu, bunga tersebut diklaim sebagai yang tertua.
Hal ini bertahan hingga kemudian Dilcher meneliti spesies M vidalii yang ditemukan 100 tahun lalu di pegunungan Pyrenees di Spanyol. "Berdasarkan analisis kami, M vidalii sezaman, kalau tidak lebih tua dibanding Archaefructus," kata Dilcher.
Los Angeles Times memberitakan, Senin (17/8), M vidalii diprediksi hidup 125 juta-130 tahun lalu, pada masa Cretaceous, saat dinosaurus masih eksis di Bumi.
Karena 98 persen bunga yang eksis sekarang hidup di daratan, banyak ilmuwan beranggapan bahwa bunga juga muncul kali pertama di daratan.
Penemuan ini mungkin mengubah pandangan tersebut. "Angiosperma masa Cretaceous, seperti Archaefructus danMontsechia, membuka peluang terhadap bunga akuatik umum pada masa awal evolusi angiosperma," tulis Dilcher.
"Habitat akuatik mungkin berperan penting dalam diversifikasi angiosperma awal," imbuh Dilcher yang meneliti evolusi bunga selama puluhan tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR