Thomas menyebut, partikel-partikel berenergi tinggi dari supernova akan menghantam atmosfer Bumi dalam jangka waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Dalam laporan yang terbitkan di jurnal Astrobiology, salah satu efek paling signifikan dari fenomena ini - yang disebut transfer radiasi - adalah ozon di atmosfer kita akan habis, memuncak pada sekitar 300 tahun setelah partikel pertama menghantam Bumi.
Ultraviolet Masuk
Dengan penipisan ozon ini, terjadi peningkatan sinar ultraviolet ketika mencapai permukaan bumi. Dalam perhitungan Thomas, radiasi ultraviolet B (UVB) ini bisa meningkat dengan faktor antara 1,1 hingga 2,8.
Sebenarnya, ini tidak langsung menciptakan kepunahan massal. Tapi, dalam waktu yang cukup (dalam hal ini ratusan hingga ribuan tahun), kerusakan DNA akibat hal ini bisa membunuh atau paling tidak merusak prospek kelangsungan hidup berbagai spesies.
Baca juga: Peneliti Temukan ‘Imigran Antarbintang’ Pertama di Sistem Tata Surya
Thomas mengatakan, kita bisa melihat jejak jenis efek ini dalam catatan fosil Bumi dari 2,5 juta tahun lalu.
"Ada perubahan, terutama di Afrika, yang berubah dari hutan menjadi lebih banyak padang rumput," ujar Thomas.
Meski belum jelas apakah benar-benar kepunahan massal terjadi karena hal ini, tapi Bumi memang terpengaruh.
"Ada pergeseran kecil," kata Thomas. "Alih-alih 'memusnahkan segalanya', beberapa organisme justru menjadi lebih baik (akibat fenomena ini) dan beberapa menjadi lebih buruk," sambungnya.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Astronom: Supernova Mungkin Betanggung Jawab Atas Kepunahan Masal"