Sepuluh setengah miliar tahun lalu, sebuah bintang meledak dalam ledakan supernova mahadasyat saat alam semesta baru berusia kurang dari 4 miliar tahun! Cahaya supernova tersebut baru tiba di Bumi 10,5 miliar tahun kemudian dan pertama kali dipotret bulan Agustus 2016.
Supernova dari alam semesta muda
Ketika para astronom menemukan cahaya transien yang ternyata dari ledakan supernova ini, mereka menelusuri kembali data pengamatan sampai bulan Maret 2016 untuk mencari tahu apakah supernova ini sudah tampak sebelumnya. Ternyata ada indikasi kalau supernova ini sudah mulai tampak sejak 9 maret 2016.
Ledakan bintang yang kemudian diberi nama DES16C2nm, diamati dalam program Survei Energi Gelap untuk memetakan jutaan galaksi jauh pada area seluas 5000 (°)2 atau 1/8 area langit. Tujuannya untuk mempelajari energi misterius yang mempercepat pemuaian alam semesta. Pengamatan area langit yang demikian luas, tak mengeherankan jika kita akan menemukan banyak sekali supernova dari waktu ke waktu.
Baca juga: Stephen Hawking Berteori Mengenai Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang
DES16C2nm mencapai puncak kecerlangannya pada bulan September 2016 dan kemudian meredup sampai akhirnya tidak dapat diamati lagi pada bulan Januari 2017.
Untuk memperoleh informasi dari supernova. Yang harus diketahui adalah kecerlangannya. Dan tentunya kecerlangan akan berkaitan erat dengan jarak. Caranya tentu dengan analisis spektrum cahaya yang dihasilkan saat pengamatan. Informasi penting ini baru diketahui bulan Oktober 2017 lewat pengamatan dengan Teleskop Hubble, Teleskop Keck di Hawaii, serta Very Large Telescope dan Teleskop Magellan di Chile.
Ada yang menarik. Spektrum dari DES16C2nm memperlihatkan kalau supernova ini mengalami pergeseran merah yang memberi indikasi kalau objek tersebut sedang bergerak menjauh dengan cepat. Hasilnya, diketahui kalau cahaya dari supernova tersebut sudah menempuh perjalanan 10,5 miliar tahun untuk mencapai pengamat di Bumi. Waktu tempuh ini sekaligus juga merupakan jarak yakni 10,5 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Itu jarak. Dari hasil pengamatan kecerlangan supernova, diketahui juga kalau DES16C2nm memiliki kecerlangan 100 kali lebih terang dari supernova yang selama ini kita ketahui. Itu artinya, DES16C2nm yang ditemukan merupakan supernova langka dari kelas Supernova Superterang (Superluminous Supernova atau SLSN) atau hipernova!
Baca juga: "Lahirnya" Komet Chury
Supernova Superterang
Supernova atau ledakan sebuah bintang terjadi ketika bintang masif sudah kehabisan bahan bakarnya dan akhirnya mengalami keruntuhan inti. Untuk bintang masif yang tidak berakhir sebagai lubang hitam, inti yang runtuh akan mengembang tiba-tiba dan memicu terjadinya ledakan yang menimbulkan gelombang kejut. Ledakan yang terjadi pada umumnya melepaskan energi yang sangat besar, setara dengan seluruh energi yang dipancarkan Matahari selama hidupnya! Peristiwa inilah yang kita kenal sebagai Supernova.
Tapi, supernova juga punya tipe berbeda berdasarkan kecerlangannya. Supernova Tipe I dan Tipe II, dengan Tipe I bisa mencapai kecerlangan -16 magnitudo sedangkan tipe II, 2 magnitudo lebih redup. SLSN memiliki karakteristik yang sangat terang dengan kecerlangan melebihi -21 magnitudo. Nah, supernova DES16C2n diketahui memiliki kecerlangan -22 magnitudo!
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR