Fosil Ini Ungkap Kelompok Mamalia Purba dan Terbelahnya Benua Pangaea

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 25 Mei 2018 | 13:43 WIB
Cifelliodon wahkarmoosuch (Keck School of Medicine of USC/Jorge A Gonzalez)

Fosil berusia 130 juta tahun yang baru ditemukan, menunjukkan bahwa benua raksasa Pangaea, terbelah secara perlahan. Bahkan, waktunya lebih lambat dari yang diperkirakan para peneliti sebelumnya.

Fosil yang ditemukan di selatan Utah ini juga mengungkap kelompok mamalia reptil yang pernah hidup di Amerika Utara.

“Berdasarkan penemuan tengkorak fosil tidak biasa ini, kami sekarang dapat mengenali kelompok mamalia awal,” kata Adam Huttenlocker dari University of Southern California.

Spesies yang baru ditemukan tersebut diberi nama Cifelliodon wahkarmoosuch, untuk menghormati paleontolog Richard Cifelli. Namanya diambil dari bahasa asli suku Ute yang berarti “kucing kuning”.

Baca juga: Cacing Kepala Martil yang Berada di Asia Menyebar ke Prancis

Menggunakan pindai CT, para peneliti memperkirakan, hewan ini memiliki berat sekitar 1,1 kilogram. Mungkin seukuran kelinci kecil (namun seperti raksasa di antara spesies lain pada masa itu).

Saraf olfaktorinya menunjukkan bahwa Cifelliodon wahkarmoosuch memiliki penciuman yang kuat. Sementara, rongga mata yang kecil menandakan penglihatan buruk. Ini berarti hewan tersebut mungkin aktif di malam hari dan bergantug pada penciumannya untuk mencari makanan.

“Tengkorak Cifelliodon merupakan penemuan yang sangat langka di wilayah Western Interior. Sebab, lebih dari 150 spesies mamalia seperti reptil kebanyakan memiliki gigi dan rahang yang terisolasi,” kata James Kirkland, wakil peneliti yang juga seorang palaeontolog.

Menurut peneliti, fosil ini mengubah pemahaman kita tentang evolusi manusia.

“Selama beberapa waktu, kami pikir, mamalia awal di periode Cretaceous (145 hingga 66 juta tahun lalu) memiliki anatomi yang sama dan ekologinya tidak beragam,” kata Huttenlocker.

“Tapi ternyata mamalia kuno terbagi menjadi spesialisasi khusus: insektivora, herbivora, karnivora, mamalia terbang, dan perenang. Pada dasarnya, jenis ini sesuai dengan masa sekarang,” tambahnya.

Penemuan ini juga mengubah kerangka waktu kepunahan nenek moyang mamalia, Haramiyida.