Hal-hal yang Perlu Anda Tahu Tentang Korea Utara dan Program Nuklirnya

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 12 Juni 2018 | 10:51 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyaksikan peluncuran sebuah misil balistik dari kapal selam. (EPA/Telegraph via Kompas.com)

Satu keluarga memimpin Korea Utara

Diusung oleh pemimpin Soviet, Joseph Stalin, pada 1948, Kim Il-Sung mengepalai Korea Utara hingga kematiannya di 1994. Selama hampir 50 tahun kepemimpinannya, kultus yang kuat muncul di sana. Kim Il-Sung diberikan berbagai macam julukan seperti “Pemimpin Hebat”, “Pemimpin Surgawi”, bahkan “Matahari”.

Setiap sekolah dasar di negara tersebut dilengkapi dengan ruang pelatihan khusus di mana anak-anak muda didoktrin dengan ajaran-ajaran rezim Kim Il-Sung dan keturunannya.

Korea Utara dijuluki sebagai “kerajaan pertapa”

Korea Utara terisolasi dari komunitas internasional. Sistem pemerintahan, ekonomi, dan operasionalnya dirahasiakan dari dunia luar. Adanya larangan bepergian ke luar negeri, serta pers yang dikontrol dengan ketat, membantu melanggengkan isolasi tersebut.

Kebijakan asing Korea Utara hanya ditandai oleh dua aliansinya, yaitu Tiongkok dan Soviet. Mereka dengan tegas menunjukkan sikap permusuhan kepada Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Runtuhnya Soviet pada awal 1990an, membuat Tiongkok menjadi satu-satunya sekutu penting bagi Korea Utara. Namun, baru-baru ini, Korea Utara juga mengembangkan hubungan diplomatik (dan ekonomi) yang semakin dekat dengan Rusia.

Senjata nuklir

Terlepas dari fakta bahwa Korea Utara merupakan negara miskin dan terisolasi, namun ia telah berhasil mengembangkan program nuklir selama beberapa dekade. Ide pembuatan senjata nuklir ini dimulai pada masa pemerintahan Kim Il-Sung dan dibantu oleh teknologi Soviet di era Perang Dingin.

(Baca juga: Gurkha, Pasukan yang Akan Amankan Pertemuan Trump dan Kim Jong Un)

Menurut para pengamat intelijen dan ahli roket, setelah Soviet runtuh, beberapa insinyur Rusia mencari pekerjaan ke Korea Utara dan turut memajukan program nuklir negara tersebut.

Tes nuklir yang mengancam

Di masa pemerintahan Kim Jong-Il (ayah Kim Jong-Un), tes nuklir diluncurkan pada 2006. Ini melanggar janji sebelumnya untuk mematuhi Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT). Sejak saat itu, beberapa nuklir diledakkan di situs pengujian bawah tanah, di Punggye-r.

Setiap nuklir terbaru, diketahui lebih kuat dari yang sebelumnya. Melihat hal ini, para ahli mengatakan, Korea Utara bisa membuat rudal senjata nuklir yang cukup kuat untuk menyerang Amerika Serikat.