Efek Mohamed Salah: Menginspirasi Para Pemuda di Mesir

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 28 Juni 2018 | 15:56 WIB
Mohamed Salah, pemain sepak bola asal Mesir. (LFC via tribunnews.com)

Selama bertahun-tahun, orang-orang muda di Timur Tengah distereotipkan sebagai teroris atau pengungsi. Jadi, meski mereka memobilisasi pada level yang belum pernah terjadi sebelumnya selama pemberontakan Arab Spring, akhir-akhir ini pemuda Mesir yang frustrasi lebih cenderung menjadi terdepolitisasi, pragmatis, atau teradikalisasi.

“Mo Salah menempatkan kembali Mesir di atas peta (dunia),” kata seorang laki-laki muda baru-baru ini di program televisi Mesir.

Tampilan sepatu botnya di British Museum dan nama panggilannya sebagai “Raja Mesir” adalah bukti bahwa Salah telah menjadi ikon untuk semua orang Mesir.

Meningkatkan citra Mesir secara internasional sangat penting, mengingat industri turisme yang stagnan dan citra globalnya yang negatif, setelah penumbangan presiden berlatar belakang Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi pada 2013.

Apalagi, sebagai seorang Muslim moderat, Salah menyediakan sebuah jalan baru bagi orang-orang muda yang frustrasi untuk mengikutinya. Dia melakukan sujud setelah mencetak gol, puasa Ramadan, secara rutin membaca Quran dan menamai putrinya, Makka, yang merujuk pada kota paling suci Islam.

Gambaran yang dia sampaikan tentang seorang Muslim moderat dan toleran tidak hanya melawan stereotip dominan tentang pemuda Arab, tapi mendorong mereka untuk menerima perbedaan satu sama lain dan menyatu di balik sebuah identitas tunggal Muslim - terbukti dalam nyanyian yang dinyanyikan oleh fans Liverpool seperti “Saya akan menjadi Muslim juga” dan “Mohamed Salah, sebuah hadiah dari Allah.”

Sebuah hubungan timbal balik

Hubungan antara Salah dan pendukung mudanya bersifat timbal balik. Dia menginspirasi mereka dan secara bergantian mereka mendukungnya.

Salah secara reguler berkomunikasi dengan penggemar mudanya via Facebook, Twitter, dan Instagram, sementara mereka mengerahkan pembelaannya ketika dia membutuhkannya.

Contohnya, dalam sebuah keributan baru-baru ini dengan asosiasi sepak bola Mesir tentang hak pengiklanan yang terlalu banyak, Salah mengeluh di Twitter tentang cara dia diperlakukan dan meminta diperlakukan secara hormat.

Dalam waktu kurang dari 12 jam, hastag #SupportSalah jadi trending di Mesir, presiden asosiasi sepak bola Mesir turun tangan dan Salah mengucapkan terima kasih kepada penggemar mudanya untuk dukungan mereka.

Mantan kapten Mesir Ahmed Hassan mengatakan tentang insiden ini: “Salah tidak hanya lebih kuat ketimbang obat-obat terlarang – dia lebih kuat dibanding orang lain!” - sebuah referensi untuk dukungan Salah untuk kampanye anti-obat terlarang yang terkemuka. Mengikuti iklan terbarunya, yang menjadi viral, hotline rehabilitasi mengalami kenaikan panggilan 400%.

Dedikasi orang-orang muda kepada Salah adalah nyata dalam kehidupan setiap hari di Mesir, dari kurma dan kue yang dinamai mengikuti namanya, hingga lampion Ramadan, grafiti, dan potret-potretnya dirinya – belum lagi kafe yang ramai setiap kali dia bermain, dan komunitas digital yang berdedikasi memberinya suara setiap kali dia berkompetisi untuk sebuah penghargaan online.