Penemuan Fosil Badak Tulis Ulang Sejarah Manusia Purba di Filipina

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 4 Juli 2018 | 11:43 WIB
Penggalian di Kalinga, di Lembah Cagayan, Luzon, Filipina. (G.D. van den Bergh)

Namun, kandidat yang paling memungkinkan adalah Homo erectus, spesies yang pernah mendiami pulau Jawa sejak 1,2 juta tahun lalu, dan juga ada di Cina–"Hobbit“ (Homo floresiensis) dari Flores, yang mungkin adalah Homo erectus kerdil, juga termasuk dalam kelompok ini.

Tapi, saya tidak memungkiri kemungkinan spesies yang betul-betul tidak pernah dikenal sebelumnya yang menghuni Luzon, karena sudah jelas bahwa Wallacea adalah kawasan yang sulit dipahami dan memiliki peran yang kompleks dalam kisah evolusi manusia.

Bagaimana para hominin tiba di Luzon?

Tim Luzon menyimpulkan bahwa sekelompok hominin menghuni bagian utara Filipina pada masa Pleistosen (antara 781.000 dan 126.000 tahun yang lalu), bahwa mereka berasal dari Borneo di arah barat daya atau Taiwan di arah utara, dan bahwa kemungkinan mereka menggunakan perahu.

Menurut saya kebanyakan ilmuwan akan enggan menerima ide bahwa hominin arkais mendayung keluar Eurasia menggunakan kendaraan air yang mereka buat sendiri, bahkan jika kendaraan tersebut dalam bentuk yang paling dasar sekali pun. Bukan berarti skenario macam ini mustahil, tapi menurut saya jika benar demikian kita mungkin akan telah menemukan bukti hominin purba sampai di wilayah yang lebih jauh, termasuk Australia.

Penggalian di Kalinga, di Lembah Cagayan, Luzon, Filipina. (G.D. van den Bergh)

Jawaban dari keberadaan populasi hominin di pulau-pulau dekat Asia seperti Flores, Sulawesi, dan Luzon lebih besar kemungkinannya ada pada kejadian luar biasa: misalnya, hominin mungkin terbawa arus laut oleh tsunami dan bertahan dengan berpegangan pada tanaman yang mengapung.

Apa akibat penemuan ini terhadap kisah "Hobbit”?

Peralatan batu tertua di Flores berusia setidaknya satu juta tahun. Fosil hominin paling awal dari pulau ini berusia 700.000 tahun dan berasal dari populasi mirip Hobbit yang mungkin keturunan langsung dari Homo floresiensis.

Penemuan di Luzon penting bagi kisah Hobbit karena tampaknya bagian utara Wallacea merupakan asal populasi hominin yang pertama kali mencapai Flores (via Sulawesi) di batas selatan Wallacea.

“Jalur Hobbit” mungkin dimulai di Filipina!

Fosil Flores mengisyaratkan bahwa hominin yang terisolasi di pulau di wilayah Wallacea ini bertahan selama ratusan milenium dan mengalami perubahan evolusioner yang tak disangka-sangka, termasuk mengerdil secara dramatis baik dalam ukuran tubuh dan otak.