“Anda harus berkomunikasi dengan baik dan menjelaskan keadaannya kepada para remaja. Anda harus memberi tahu mereka situasi yang sebenarnya. Mereka perlu memahami bahwa ini adalah proses yang sulit dan membutuhkan banyak kesabaran,” paparnya.
Ruang dan sanitasi
Mike Tipton dari University of Portsmouth menjelaskan, fakta bahwa tim sepakbola mampu bertahan di dalam gua selama sembilan hari adalah karena tiga kunci utama kehidupan: yaitu, oksigen, suhu normal, dan air minum.
Prioritas saat ini adalah mengirimkan makanan dan minuman ke dalam gua untuk memulihkan kembali energi mereka.
Namun, menurut Tipton, yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah sanitasi. “Wabah penyakit bisa menjadi ancaman berikutnya,” katanya.
Ketika remaja dan pelatihnya ini sudah bisa makan, mereka akan membutuhkan sanitasi yang aman untuk memastikan tak ada lagi bakteri dalam tubuh. Air di dalam gua kemungkinan terkontaminasi oleh kotoran dan sisa-sisa hewan yang sudah mati.
Selain sanitasi, yang perlu dipikirkan adalah: seberapa banyak ruang yang tersisa di dalam gua?
Hujan deras diperkirakan akan turun di sana, membuat ketinggian air di dalam gua naik dan mempersempit tempat mereka berlindung. Meskipun saat ini, pemerintah Thailand sedang berupaya memompa air dari gua, namun belum dapat dipastikan kapan itu bisa surut.
Terjebak dalam area terbatas dan tidak aktif dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah pada otot dan tulang.
Semakin lemah mereka, maka semakin sulit pula bagi remaja untuk menyelam ke luar gua.
Bertahan di dalam gua atau menyelam?