32 Tahun Berlalu, Begini Kondisi Alam di Zona Radioaktif Chernobyl

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 9 Juli 2018 | 16:35 WIB
()

Tentu saja, tidak semua tanaman tumbuh dengan baik di Chernobyl. Sekitar sepuluh kilometer persegi hutan pinus, rusak akibat radiasi “Red Forrest”. Membuat daun-daun mereka berubah warna menjadi cokelat. Banyak pohon yang dihancurkan dengan buldoser dan diratakan bersama tanah.

Namun, tumbuhan-tumbuhan di wilayah lain berhasil menemukan cara cerdas untuk bertahan dari tekanan radiasi.

Sebuah studi pernah membandingkan kedelai yang tumbuh di zona eksklusi Chernobyl dengan tanaman yang jaraknya 100 kilometer. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai hasil radiasi ini tidak benar-benar berkembang, tapi mampu bertahan hidup dengan memompa protein.

Otak burung dan bulu berwarna cerah

Populasi burung adalah yang terkena dampak paling besar dari bencana nuklir ini. Sebuah studi pada 550 spesimen yang mencakup 50 spesies menemukan bahwa radiasi memengaruhi perkembangan saraf burung. Lebih tepatnya, menurunkan volume otak mereka.

Meskipun populasi burung berkurang banyak setelahnya, namun tidak semua spesies merasakan hal sama. Misalnya, lebih banyak burung betina yang tewas, dibanding yang jantan.

Memiliki bulu berwarna cerah juga memberikan kerugian. Para peneliti menemukan fakta bahwa penurunan populasi terjadi pada burung yang memiliki pigmen karotenoid dan massa tubuh besar.

Biokimia yang digunakan untuk memproduksi pheomelanin dalam jumlah besar, menghabiskan pasokan antioksidan dalam tubuh. Ini membuat tubuh tak mampu menangani kerusakan akibat radiasi.

Tikus dan mamalia yang kembali

Dapat dikatakan bahwa penemuan paling mengejutkan dari zona eksklusi Chernobyl adalah jumlah mamalia yang cepat kembali ke hutan.

Studi yang dilakukan pada hewan-hewan kecil – seperti tikus -- di pertengahan 1990-an, menemukan bahwa tidak ada perbedaan mencolok dari jumlah populasi di zona tersebut.

Baca juga: NASA: Letusan Gunung Agung Adalah Kabar Bahagia Bagi Kehidupan Manusia

Hewan-hewan yang lebih besar, termasuk rusa dan babi hutan juga telah bangkit kembali dalam beberapa dekade terakhir.

Yang paling banyak adalah serigala. Diperkirakan, jumlah serigala di Chernobyl tujuh kali lebih tinggi dibanding di luar zona ekslusi.

“Bukan berarti radiasi bagus untuk mereka. Namun, fenomena ini menunjukkan bahwa kehadiran manusia beserta aktivitasnya seperti berburu dan menebang hutan, jauh lebih buruk dampaknya bagi para hewan,” kata Jim Smith, peneliti dari University of Postsmouth.