Raymond Loewy, Desainer Hebat Di Balik Megahnya Air Force One

By Mar'atus Syarifah, Jumat, 13 Juli 2018 | 12:21 WIB
Raymond Loewy (raymondloewy.com)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menginginkan penggantian pesawat kepresidenan (Air Force One) menjadi pesawat yang sesuai dengan seleranya. Trump menganggap pesawat yang ada saat ini "kurang Amerika"

Beberapa waktu lalu, Donald Trump membatalkan pesanan pesawat Boeing yang rencananya akan menjadi ‘Air Force One’ terbaru. Trump menilai harga pesawat tersebut terlalu mahal dan tidak masuk akal.

Baca Juga: Sampah Plastik Akan Selamanya Menjadi Makanan Bagi Hewan Laut

Dilansir dari laman BBC, Air Force One pertama kali mengudara pada tahun 1959, era Presiden Dwight Eisenhower. Saat itu Air Force One berwarna merah dan emas. Namun pada era Presiden John F. Kennedy, pesawat kepresidenan ini mengalami pergantian warna, menjadi biru dan putih.

Setelah pergantian tersebut, Air Force One tidak pernah lagi mengalami pergantian warna.

Warna biru putih yang sudah menghiasi Air Force One selama beberapa dekade dikeluhkan oleh Trump sebagai warna Jackie Kennedy (istri John F Kennedy). Trump menginginkan warna yang ‘lebih amerika’ untuk Air Force One yang sering ia gunakan ini.

Alasan yang dikemukanan Trump mungkin ada benarnya jika kita melihat sosok Jackie Kennedy yang sangat berpengaruh. Jutaan orang di dunia mengagumi sosoknya yang anggun dan gayanya yang memesona. Selain menginspirasi gaya berbusana dunia, sosok Jackie Kennedy menginspirasi kebangkitan desain di Gedung Putih.

Namun Air Force One memiliki sejarah tersendiri yang lepas dari pengaruh Jackie Kennedy. Dikutip dari Travel and Leisure, Air Force One diciptakan oleh Raymond Loewy, designer terkenal asal Amerika yang lahir di Paris.

Selain berhasil mendesain Air Force One, Loewy juga terkenal dengan desainnya pada logo perindustrian di dunia, seperti Coca Cola, Shell, Exxon, hingga ikon layanan pos Amerika Serikat.

Baca Juga: Dampak Gelombang Panas: Membuat Orang-Orang Jadi Sulit Berpikir

Loewy memulai kariernya pada 1919 setelah ia bermigrasi ke New York dan menyelesaikan dinas militernya di korps teknik selama Perang Dunia I. Hasil karya Loewy kemudian muncul pada majalah Vogue dan Harper’s Bazaar.

Keberhasilannya mendesain logo-logo perindustrian, termasuk pesawat, kereta api, dan mobil, membuat profilnya banyak diangkat di berbagai majalah ternama seperti TIME (31 OKtober 1949) dan New Yorker.

Air Force One terbang melintas Palm Springs, California, USA (Warren-Pender/Getty Images)

Loewy memiliki filosofi desain yang sangat mendasar dan praktis, mendukung keindahan fungsional di atas sekadar hiasan. Menurutnya, desain yang bagus adalah desain yang mampu membuat penggunanya senang.

Tidak hanya menggemari dunia desain, Loewy juga memiliki kegemaran pada bidang antariksa. Ia membantu NASA mengembangkan lebih dari 3.000 desain untuk program luar angkasa.

Atas permintaan John F Kennedy sendiri, Loewy bergabung dalam proyek Air Force One. Warna biru pada Air Force One merupakan pilihan dari sang presiden kala itu dan penulisan ‘The United States of America’ harus serupa dengan penulisan judul pada deklarasi kemerdekaan.

Baca Juga: Psikopat Tidak Memiliki Ciri yang Sama, Penelitian Membuktikannya

Konsep desain original dari Loewy untuk Air Force One—berada di koleksi The New York Museum of Modern Art (MoMa)—digunakan untuk Boeing 707 yang beroperasi pada tahun 1962. Meskipun seiring pergantian presiden pesawat kepresidenan sering berubah-ubah, design dari Loewy tetap digunakan dan menjadi simbol kebanggaan.

Jika Donald Trump ingin mengganti desain Air Force One, sebenarnya bisa saja ia mengambil desain dari Loewy yang pernah dibuat. Salah satu desain terkenal Loewy yang ada di MoMa berupa warna biru putih, seperti Air Force One, namun memiliki garis merah sebagai pelengkap.

Donald Trump dapat mengambil desain tersebut tanpa harus banyak mengganti desain yang sudah ada dan tetap bisa menghormati desain livery yang menjadi kebanggaan Amerika Serikat.