Melalui Festival Obon, Warga Jepang Sambut Kedatangan Arwah Leluhur

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 13 Juli 2018 | 12:13 WIB
Anak-anak di pulau Himeshima, Jepang, memakai kostum saat perayaan Obon. (Emilio Espejel)

Bon Odori, tarian warga setempat, adalah ciri khas festival Obon. Gerakannya sangat simpel sehingga siapa pun bisa berpartisipasi.

Para penari biasanya mengenakan kostum tokoh cerita rakyat dan wajahnya dilukis dengan cat. Mereka lalu membentuk lingkaran di sekitar panggung dan menari diiringi drum taiko.

Tarian Obon dilakukan untuk menyambut arwah leluhur di Bumi. (Emilio Espejel)

Malam terakhir festival Obon ditutup dengan okuribi, cahaya api unggun dan lentera terbang sebagai cara untuk mengucapkan selamat tinggal pada roh.

Kemunculan festival Obon pertama, tercatat pada periode Asuka. Namun, kemungkinan mulai dipopulerkan pada abad ke-12, seiring dengan semakin berkembangnya agama Buddha.