Anggaran NASA ini relatif kecil dibanding masa lalu. “Porsi NASA dari anggaran negara bisa mencapai 4% pada 1965. Namun kini, di bawah 1% -- selama 15 tahun terakhir bahkan hanya 0.4%,” kata Walter Cunningham, astronaut Apollo 7, dalam sebuah kongres di 2015.
Pemerintahan Trump meminta agar anggaran tersebut digunakan untuk misi kembali ke Bulan dan mengunjungi Mars. Namun, mengingat adanya biaya pembengkakan terkait roket SLS NASA, maka dananya tidak cukup untuk mencapai dua misi tersebut.
Laporan NASA yang dipublikasikan pada 2005, memperkirakan bahwa kembali ke Bulan memerlukan biaya sekitar 104 miliar dollar AS selama 13 tahun. Misi Apollo sendiri menghabiskan biaya 120 miliar dollar AS jika dihitung dengan harga saat ini.
“Ekplorasi luar angkasa dengan membawa awak adalah usaha yang paling mahal. Juga yang paling sulit untuk mendapat dukungan politik,” kata Cunnigham.
“Jika negara memutuskan untuk memberi lebih banyak uang, maka kita bisa bicara lebih lanjut,” imbuhnya.
Campur tangan presiden
Tujuan utama pemerintahan Trump adalah untuk mengirim lagi astronaut ke Bulan pada 2023. Itu adalah masa-masa terakhir Trump berkuasa jika dia kembali terpilih. Masalah lain dari hal tersebut adalah: campur tangan politik.
Dari perspektif astronaut, semua adalah tentang misi. Proses merancang, membuat, dan menguji pesawat luar angkasa agar bisa membawa manusia keluar dari Bumi, bisa memerlukan waktu lebih dari dua masa kepemimpinan presiden.
Namun, dari pola yang berlangsung selama ini, presiden dan anggota parlemen baru biasanya akan menggagalkan prioritas misi luar angkasa dari pemerintahan sebelumnya.
Pada 2004 contohnya, pemerintahan Bush memerintahkan NASA untuk mengganti pesawat luar angkasa yang akan segera pensiun, dan melaksanakan misi ke Bulan. Agensi tersebut lalu membuat program bernama Constellation untuk mendaratkan astronaut di Bulan – berencana menggunakan roket Ares dan pesawat luar angkasa Orion.
NASA menghabiskan dana 9 juta miliar AS selama lebih dari lima tahun untuk merancang, membuat, dan menguji perangkat kerasnya. Namun, setelah Obama terpilih sebagai presiden, Government Accountability Office merilis laporan yang menyatakan ketidakmampuan NASA untuk melanjutkan program Constellation.
Obama mendorong NASA untuk membatalkan program dan menandatangani perintah peluncuran roket luar angkasa SLS sebagai gantinya.