Nationalgeographic.co.id - Para arkeolog di Mesir telah membuka sarkofagus tersembunyi berusia 2000 tahun dan mengungkap misteri di baliknya, meski ada ancaman kutukan kuno.
Mereka membongkar peti batu yang menyeramkan tersebut, beberapa hari setelah ditemukan. Di dalamnya, terdapat tiga mumi yang sudah membusuk akibat terendam air selokan yang berbau tengik.
Memiliki panjang sembilan kaki, peti mati dari granit hitam tersebut merupakan yang terbesar yang pernah ditemukan di Alexandria, Mesir.
Kutukan Firaun
Penemuan sarkofagus pada awal Juli ini sempat menimbulkan kehebohan di komunitas arkeologi. Para warga lokal memperingatkan mereka akan kutukan kuno jika nekat membukanya karena peti mati tersebut diduga berasal dari kerajaan.
Ada mitos yang berkembang bahwa ‘kutukan Firaun’ akan menghampiri siapa saja yang mengganggu mumi bangsawan Mesir Kuno.
Baca juga: Roti Tertua Berusia 14.500 Tahun Ditemukan di Situs Arkeologi Yordania
Pembukaan peti mati Raja Tutankhamun pada 1922, diikuti dengan serangkaian kematian orang-orang yang terlibat dengan penemuan itu. Para arkeolog beserta keluarganya, meninggal karena penyakit menyeramkan atau kecelakaan aneh. Banyak orang mengatakan, kematian mereka bukan kebetulan, tapi karena kutukan.
Kematian paling misterius terjadi pada Lord Carnarvon, penyalur dana untuk proses penggalian yang juga hadir saat pembukaan peti Raja Tutankhamun. Ia meninggal empat bulan kemudian karena infeksi gigitan nyamuk.
Howard Carter, arkeolog yang membantu membuka peti, juga meninggal satu dekade kemudian. Lagi-lagi, banyak yang mengaitkan kematiannya dengan kutukan Firaun.
Para sejarawan menyimpulkan, ada 11 kematian dalam 10 tahun sejak pembukaan makam Tutankhamun. Hanya tersisa satu orang yang hidup hingga lanjut usia.